Sabtu, April 05, 2008

Duet Microsoft-Yahoo! Menghadang Google

13 / XIV 13 Peb 2008

Raksasa peranti lunak Microsoft mengajukan penawaran akuisisi Yahoo! senilai US$ 44,6 milyar. Kolaborasi mereka diharapkan sanggup mengikis kue pasar Google, sang raja iklan online dan mesin pencari. Masih harus menunggu lampu hijau Komisi Anti-Monopoli Amerika.

Sepucuk surat terbuka mengguncang jagat bisnis teknologi informasi di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, Jumat pagi pekan lalu. Bukan hanya karena pengirim dan penerima surat sama-sama beken, melainkan juga isi suratnya mengagetkan.

Pembukaan surat yang dikirim Chief of Executive Officer (CEO) Microsoft, Steve A. Ballmer, itu mungkin terlihat sangat biasa. ''Salam untuk seluruh anggota dewan direksi,'' tulis Ballmer. Tapi simaklah dua kalimat berikutnya. ''Saya mewakili Dewan Direksi Microsoft mengajukan proposal bisnis kolaborasi Microsoft dan Yahoo!. Microsoft ingin mengakuisisi semua saham Yahoo! seharga US$ 31 (Rp 285.000) per lembar atau setara dengan 0,95 harga saham Microsoft pada saat penutupan pasar 31 Januari 2007.''

Isi surat ke Dewan Direksi Yahoo! itu jelas tidak main-main. Microsoft menawarkan harga premium, 62% di atas harga saham Yahoo! Ketika penutupan pada hari yang sama, yaitu US$ 19,18 (Rp 176.000) per lembar. Total nilai akuisisi itu mencapai US$ 44,6 milyar (Rp 410 trilyun).

Sebuah angka fantastis di tengah bayang-bayang resesi perekonomian Amerika Serikat. Tak mengherankan, para analis pasar di Amerika menjuluki surat Microsoft itu sebagai bear-hug letter (bear-hug berarti pelukan sangat erat sehingga bisa menyakitkan). Harian New York Times menulis, surat jenis ini termasuk seni menawar dengan menunjukkan betapa tak amannya posisi perusahaan yang menjadi target.

Surat Microsoft itu memang berisi kalimat santun yang tersebar hampir di seluruh paragraf sebagai gambaran kehangatan pelukan (hug). Tapi kalimat peringatan agar hati-hati atas kehadiran beruang (bear) tak lupa mereka cantumkan pada alinea penutup. ''Tergantung respons Anda, Microsoft tetap berhak melakukan semua langkah yang diperlukan agar semua pemegang saham Yahoo! menyadari betapa berharganya proposal kami,'' tulis Ballmer.

Ancaman halus itu terkait dengan kebijakan hak pemegang saham Yahoo! yang dikenal dengan istilah pil beracun. Kebijakan ini menyatakan, setiap pembelian saham di atas 15% harus mendapat persetujuan Dewan Direksi Yahoo!. Jika mereka tak menyetujui proposal itu, Microsoft bisa saja menempuh langkah yang tak jamak dalam bisnis teknologi informasi, yaitu hostile bid (pencaplokan).

Maklum, ambisi raksasa peranti lunak itu mengakuisisi Yahoo! tergolong sudah lama, sejak akhir tahun 2006. Menurut Ballmer, pada saat itu mereka mengajukan aneka alternatif kepada Yahoo!, dari kemitraan komersial hingga merger. Sayang, pada Februari 2007, Chairman dan CEO Yahoo!, Terry Semel, menolak permintaan itu. Semel beralasan, manajemen Yahoo! masih melihat peluang untuk kembali berjaya di pasar portal web dan mesin pencari.

Menurut Semel, seluruh manajemen Yahoo! tengah berupaya keras melakukan restrukturisasi dan terobosan teknologi, seperti Proyek Panama, demi mengembalikan performa keuangan Yahoo!. ''Tapi, setahun sudah berlalu, dan tak terjadi perbaikan,'' Ballmer menyanggah.

Tampaknya resep manajemen Yahoo! tak manjur mengangkat pamor perusahaan yang berdiri pada 1994 itu. Padahal, mereka sampai melengserkan Semel sebagai CEO pada Juni 2007. Semel yang menjadi CEO sejak tahun 2001 dinilai gagal mengambil langkah menguasai pasar iklan online. Jerry Yang, salah satu pendiri Yahoo!, terpilih menggantikannya.

Namun performa Yahoo! masih jeblok. Awal tahun ini, kapitalisasi pasar raksasa portal web itu terjun bebas menjadi hanya US$ 25,6 milyar (Rp 235 trilyun) dari sekitar US$ 48 milyar (Rp 441 trilyun) pada penghujung tahun 2004.

Yahoo! kalah bersaing dari Google, yang sekarang merajai pasar mesin pencari sekaligus pelahap terbesar pasar iklan online. Kapitalisasi pasar Google pada saat ini mencapai US$ 175 milyar (Rp 1.600 trilyun).

Berdasarkan laporan keuangan kuartal keempat 2007 yang baru dirilis akhir Januari, pendapatan total Yahoo! selama tahun lalu adalah US$ 6,7 milyar. Angka ini 8% lebih baik dari capaian tahun 2006. Namun pendapatan bersih mereka merosot dari US$ 751 juta pada 2006 menjadi US$ 660 juta tahun lalu.

Bandingkan dengan Google yang sanggup mengeruk pendapatan total sampai US$ 16,6 milyar sepanjang tahun lalu. Naik 56% dari angka tahun sebelumnya, US$ 10,6 milyar. Pendapatan bersih perusahaan yang berdiri pada 1998 ini juga meningkat 37% menjadi US$ 4,2 milyar dari US$ 3,08 milyar tahun 2006.

Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California, itu juga melibas Yahoo! dari sisi penguasaan pasar mesin pencari. Berdasarkan data Nielsen, selama Desember lalu, jumlah pengunjung Google sebanyak 274 juta, disusul oleh MSN (situs milik Microsoft) 262 juta, dan Yahoo! dengan 190 juta pengunjung.

Dominasi Google makin terlihat pada data statistik sepanjang tahun lalu. Mereka menguasai 77% pasar mesin pencari. Yahoo hanya sanggup mengikis 16%. Sedangkan Microsoft masih tertinggal jauh, hanya 3,7%.

Rapor buruk Yahoo itu mendorong Jerry Yang mengumumkan pemangkasan 1.000 karyawannya dari total 14.600 orang, pekan terakhir bulan lalu. Selang beberapa hari, Semel resmi mundur sebagai chairman. Roy Bostock terpilih sebagai chairman baru.

Atas tawaran Microsoft itu, belum ada pernyataan resmi dari Yahoo!. Namun Clayton Moran, analis dari Stanford Group, menilai bahwa dalam kondisi terpuruk seperti sekarang, Yahoo! tak punya banyak pilihan selain menerima pinangan Microsoft. Sebab nyaris tak ada perusahaan lain yang sanggup memberi tawaran lebih tinggi dari raksasa peranti lunak yang didirikan Bill Gate itu. ''Di sisi lain, Microsoft butuh Yahoo! untuk menguatkan posisi di pasar internet,'' kata Moran, seperti dikutip Dow Jones.

Microsoft yang punya kapitalisasi pasar US$ 300 milyar memang tergiur oleh pasar iklan online. Menurut analisis mereka, pasar iklan online akan tumbuh pesat dalam tiga tahun mendatang. Nilainya naik mencapai US$ 80 milyar dari hanya US$ 40 milyar pada tahun lalu.

Ballmer berharap bisa menggabungkan kekuatan Yahoo! sebagai penyedia layanan online, pemilik insinyur-insinyur kreatif, dan platform iklan yang mapan, untuk menggoyang dominasi Google. Mereka juga akan fokus pada peluang pasar baru dalam iklan online, yaitu layanan mobile, blog, situs jejaring sosial, dan video. ''Kami harus bergerak cepat karena Google juga terus meluaskan jaringan dengan rajin berekspansi,'' kata Ballmer, sebagaimana dikutip The Washington Post.

Waktu memang menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan. Dan inilah yang menjadi pekerjaan rumah besar bagi duet Microsoft-Yahoo!. Bagaimana mereka harus menggabungkan platform iklan yang berbeda, mereorganisasi struktur perusahaan, hingga mengembangkan fitur teknologi yang paling tepat. Untuk mengatasi masalah serumit itu, mereka harus bisa menemukan pemimpin sekaliber dan sekarismatik Bill Gate atau Steve Jobs, CEO Apple Inc.

Kendala lain yang bisa menghambat adalah keharusan menunggu lampu hijau dari Komisi Anti-Monopoli Amerika Serikat. Sebab penggabungan Yahoo! dan Microsoft bisa mengancam kepentingan pelanggan maupun tingkat kompetisi karena pemainnya tinggal dua. Dampak yang paling mungkin terlihat adalah kenaikan harga layanan dan menciutnya pilihan pelanggan.

''Kami peduli pada masalah itu,'' kata Thomas Barnett, wakil jaksa agung di Komisi Anti-Monopoli Departemen Kehakiman Amerika. Pihak-pihak yang terkait juga akan melakukan dengar pendapat jika Yahoo! menerima tawaran akuisisi Microsoft.

Astari Yanuarti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar