Senin, Agustus 11, 2008

Gegas Angklung Muhammad Yunus

GATRA NO 39 / XIV 13 Agu 2008

Sepertinya, kata canggung tak masuk dalam kamus penerima Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus. Pria kelahiran Bathua (dusun kecil di Bangladesh), 28 Juni 1940, ini selalu tampil percaya diri dan ramah di depan publik. Salah satu buktinya terlihat ketika Yunus didaulat bermain angklung di depan ratusan tamu yang memenuhi Nusa Indah Hall, Bali International Convention Center, Selasa malam pekan silam.

Sebelum memainkan angklung, pendiri Grameen Bank ini terlihat serius mendengarkan penjelasan instruktur angklung yang menemaninya di atas panggung. "Jadi, begini, ya, cara memegang angklung yang benar," ujar Yunus. Setelah bisa memegang angklung dengan benar, diiringi senyum lebar, Yunus mulai menggoyangkan angklung mengikuti irama sang instruktur.

Alunan angklung doktor ekonomi lulusan Universitas Vanderbilt ini mengawali kor angklung dari seluruh tamu undangan. Kegembiraan Yunus bermain angklung juga menular ke tamu-tamu lain, seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Mereka berdua ikut memainkan alat musik khas Indonesia itu dengan bersemangat.

Sayang, Yunus tak mengikuti kor angklung sampai selesai. Pada pertengahan koor, pembela kelompok pengusaha marjinal ini bergegas keluar Nusa Indah Hall. Sebab Yunus yang datang ke Indonesia untuk kedua kalinya itu sudah dijadwalkan memberikan keterangan pers tentang Village Phone Program di ruang lain.

Selain memberikan sederet ceramah dan melayani wawancara pers, Yunus juga menghadiri pertemuan khusus dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Orang nomor satu di Indonesia ini mengajak Yunus berdiskusi mendalam soal strategi taktis mengurangi kemiskinan di Indonesia. "Ini membuat saya harus sering bergegas," kata Yunus kepada wartawan Gatra Astari Yanuarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar