Rabu, Agustus 06, 2008

Dilema Moral Kesatria Kegelapan

Gatra No 38 / XIV 6 Agu 2008

THE DARK KNIGHT
Pemain: Christian Bale, Heath Ledger, Michael Caine, Aaron Eckhart, Gary Oldman, Morgan Freeman, dan Maggie Gyllenhaal
Sutradara: Christhoper Nolan
Penulis Skenario: Christhoper Nolan dan Jonathan Nolan
Rating: Dewasa
Produksi: Warner Bros, 2008

Seperti prekuelnya, Batman Begins, kesuraman masih mewarnai The Dark Knight. Alur ceritanya lebih rumit. Meski lebih manusiawi, kali ini penuh dengan aksi sadis dan brutal. Tidak layak ditonton anak-anak.


Segunung rasa penasaran memenuhi benak ketika akan menonton The Dark Knight. Film ini langsung mencetak rekor box-office. Hanya dalam lima hari, The Dark Knight mengeruk US$ 200 juta di Amerika, sehingga langsung balik modal yang ''hanya'' US$ 180 juta.

Prestasi film sepanjang dua setengah jam itu menumbangkan rekor tiga film sekaligus. Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest, Spider-Man 2, dan Star Wars Episode III: Revenge of the Sith baru bisa mendulang angka serupa setelah rilis hari kedelapan.

Media massa di Amerika memberi beberapa alasan yang membuat The Dark Knight laris manis. Kematian tragis aktor berbakat Heath Ledger akibat overdosis obat tidur, enam bulan sebelum perilisan film ini, memicu rasa penasaran publik. Mereka berduyun-duyun masuk ke bioskop untuk menyaksikan akting Ledger sebagai Joker, psikopat yang menjadi musuh besar Batman.

Alasan lain, alur cerita garapan dua bersaudara Christhoper Nolan dan Jonathan Nolan begitu impresif dalam membahas kompleksitas dilema moral para tokoh protagonis, yaitu Batman/Bruce Wayne (Christian Bale), Letnan James Gordon (Gary Oldman), dan Jaksa Wilayah Harvey Dent (Aaron Eckhart). Christhoper Nolan yang merangkap sebagai sutradara dianggap berhasil memanusiawikan sosok Kesatria Kegelapan sehingga jauh dari stereotipe superhero dalam buku komik lain.

Tanpa ragu, mayoritas kritikus film di Amerika menyebut The Dark Knight paling bagus dibandingkan dengan seluruh film Batman lainnya.

Aksi perampokan bank oleh segerombolan orang bertopeng Joker mengawali kisah The Dark Knight. Serbuan ini berakhir kematian semua perampok dan beberapa petugas bank, kecuali Joker sungguhan. Berkat akal bulus dan kebrutalannya, Joker bisa mengantongi uang perampokan jutaan dolar.

Bukan hanya Joker yang mengancam ketenteraman penduduk Kota Gotham. Bos gangster Salvatore Maroni (Eric Roberts) pun masih sering berulah, meski tengah menghadapi tuntutan hukum melawan Jaksa Dent. Ironisnya, penduduk Gotham malah masih mempertanyakan peran Batman. Apakah Batman layak menjadi pahlawan selamanya atau hanya menjadi penjaga keamanan untuk menangani kejahatan.

Joker yang kemudian menggandeng Maroni dengan culas memanfaatkan momentum ini. Joker lalu menebar teror dengan pengeboman dan rangkaian pembunuhan supersadis. Puluhan nyawa penduduk sipil, polisi, politisi, bahkan sesama penjahat pun melayang. Ia menyatakan akan menghentikan aksinya jika Batman mau membuka topeng.

Akting Ledger patut diacungi jempol. Ia begitu menyelami karakter Joker yang bengis, kekanak-kanakan, dan licik. Legder melengkapi sosok Joker dengan sorot mata kosong menusuk, kecapan konstan ketika berbicara, hingga seringai sadis. Selain Legder, Bale tetap memukau memainkan karakter Batman yang memegang teguh aturan serta Wayne yang flamboyan dan playboy.

Masih ada pula serangkaian adegan seru dan keindahan sinematografi. Plus alur cerita yang menabrak pakem adaptasi komik superhero. Semua hal tadi membuat film ini layak tonton untuk orang dewasa.

Walau punya segudang kelebihan, masih ada alur cerita yang mengganggu. Yakni ketika Batman tak tega menghabisi Joker dalam dua kesempatan emas. Atas nama menaati aturan dan mengalahkan sisi jahat dalam dirinya, Batman membiarkan Joker terus bernapas. Batman mendadak lupa pada semua kekejian dan kebrutalan Joker. Padahal, kematian korban-korban Joker sebelumnya membuat Batman merasa amat bersalah dan marah.

Lebih aneh lagi, Batman tak berpikir dua kali ketika membunuh Harvey si Two Face (kesatria putih kota Gotham yang baru saja berubah jahat usai kematian Rachel Dawes --diperankan oleh Maggie Gyllenhaal). Kejadian ini mementahkan semua perdebatan moral tentang kebaikan dan kejahatan di sepanjang film.

Nolan telah memilih: memaksakan alur cerita untuk memberi kesempatan karakter Joker muncul lagi di sekuel selanjutnya. Nolan lebih memilih Joker daripada keselamatan dan ketenteraman jutaan penduduk Gotham.

Andai Joker bukanlah psikopat dengan kegilaan yang mengiris-iris rasa kemanusiaan, pilihan Nolan masuk akal. Masalahnya, Joker dalam The Dark Knight adalah wujud sempurna seorang psikopat tanpa hati nurani dengan satu prinsip, ''I'm an agent of chaos.''

Astari Yanuarti

1 komentar:

  1. Anonim4:05 PM

    ledger emang paling membuat terkesima. tapi film ini ga mampu membuat gue bisa dengan konsen penuh tertancap ke layar sebagaimana kalau liat film2 suspense lain yang terbilang film bagus. rasanya ceritanya basi aja, cuma karena aktor-aktor yang tepat, dan pemfilman yang bagus seperti komik hidup, yah lumayan lah.bukan film bagus untuk ngajak mikir, karena isinya basi, tentang penjahat dan pahlawan yang bingung. tapi film action yang bagus dengan aktor-aktor watak yang sempurna. saya jatuh cinta dengan joker.bahkan lupa dengan sosok asli ledger yang sudah jadi favorit sejak di 10 things i hate about you.

    BalasHapus