Senin, Agustus 11, 2008

Gegas Angklung Muhammad Yunus

GATRA NO 39 / XIV 13 Agu 2008

Sepertinya, kata canggung tak masuk dalam kamus penerima Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus. Pria kelahiran Bathua (dusun kecil di Bangladesh), 28 Juni 1940, ini selalu tampil percaya diri dan ramah di depan publik. Salah satu buktinya terlihat ketika Yunus didaulat bermain angklung di depan ratusan tamu yang memenuhi Nusa Indah Hall, Bali International Convention Center, Selasa malam pekan silam.

Sebelum memainkan angklung, pendiri Grameen Bank ini terlihat serius mendengarkan penjelasan instruktur angklung yang menemaninya di atas panggung. "Jadi, begini, ya, cara memegang angklung yang benar," ujar Yunus. Setelah bisa memegang angklung dengan benar, diiringi senyum lebar, Yunus mulai menggoyangkan angklung mengikuti irama sang instruktur.

Alunan angklung doktor ekonomi lulusan Universitas Vanderbilt ini mengawali kor angklung dari seluruh tamu undangan. Kegembiraan Yunus bermain angklung juga menular ke tamu-tamu lain, seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Mereka berdua ikut memainkan alat musik khas Indonesia itu dengan bersemangat.

Sayang, Yunus tak mengikuti kor angklung sampai selesai. Pada pertengahan koor, pembela kelompok pengusaha marjinal ini bergegas keluar Nusa Indah Hall. Sebab Yunus yang datang ke Indonesia untuk kedua kalinya itu sudah dijadwalkan memberikan keterangan pers tentang Village Phone Program di ruang lain.

Selain memberikan sederet ceramah dan melayani wawancara pers, Yunus juga menghadiri pertemuan khusus dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Orang nomor satu di Indonesia ini mengajak Yunus berdiskusi mendalam soal strategi taktis mengurangi kemiskinan di Indonesia. "Ini membuat saya harus sering bergegas," kata Yunus kepada wartawan Gatra Astari Yanuarti.

Kredit Ponsel Pemberdaya Perempuan

GATRA NO 39 / XIV 13 Agu 2008

Grameen Foundation, Bakrie Telecom, dan Wireless Reach Qualcomm berkolaborasi membuat Program Telepon Pedesaan yang menyasar wirausaha perempuan. Perpaduan skema kredit mikro dan harga pulsa murah menjadi terobosan untuk mengentaskan kemiskinan.

Kios kelontong milik Halimah bertambah ramai sejak dua bulan terakhir. Para pengunjung toko mungil ini masih tetangga sekitar rumah yang terletak di Kampung Neglasari, Bogor, Jawa Barat. Mereka datang bukan sekadar berbelanja, melainkan juga menelepon atau meminjam telepon Halimah.

Walau hanya punya satu unit telepon seluler (ponsel) CDMA, usaha warung telepon Halimah diminati para tetangga. Sebab, selain tarifnya murah, pelanggan juga bisa membawa ponsel ke rumah jika ingin berbincang lebih pribadi.

Menurut Halimah, setiap bulan ia mendapat keuntungan 20% dari usaha rental ponsel Uber Esia-nya. Pendapatan tambahan itu dipakai untuk biaya sekolah anak semata wayangnya. ''Saya ingin melihat anak saya lulus sekolah,'' kata Halimah sembari tersenyum.

Halimah tak sendirian mengecap keuntungan dari bisnis ponsel Uber Esia. Ada 200 perempuan pengusaha mikro lainnya di Bogor dan Tangerang yang menjadikan Uber Esia sebagai bisnis penunjang. Bisnis utama mereka beragam, dari pembuat sandal hingga penjual bebek.

Meski tinggal berbeda kampung, mereka punya satu kesamaan, yaitu peserta proyek percontohan Program Telepon Pedesaan (PTP). Program kolaborasi antara Grameen Foundation, Bakrie Telecom, dan Wireless Reach Qualcomm ini diresmikan di sela-sela acara Asia-Pacific Regional Microcredit Summit 2008, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Selasa pekan lalu.

Kerja sama tiga perusahaan besar itu menarik perhatian, sekaligus mengundang pertanyaan. Konsep seperti apa yang dipakai dalam PTP? Mengingat program serupa pernah diusung operator-operator telepon lain lewat program telepon pedesaan USO (universal service obligation).

Jika dilihat dari nama-nama besar institusi pendukung, semestinya PTP menawarkan skema berbeda dari USO, yang hanya dikerjakan tunggal oleh operator telepon. Terlebih, PTP melibatkan Grameen Foundation, yayasan yang berpusat di Amerika Serikat yang bergerak di pembiayaan usaha mikro. Serta menggandeng Qualcomm, penyedia jaringan nirkabel berbasis CDMA terbesar di dunia, yang punya program tanggung jawab sosial global Wireless Reach.

Menurut Presiden Qualcomm Southeast Asia-Pasific, John Stefanac, konsep inti PTP mereka sederhana tapi efektif. Pengusaha di kampung-kampung yang belum terjamah telepon akan mendapat pinjaman dari lembaga keuangan mikro (Micro Finance Institution --MFI).

Pinjaman itu digunakan untuk membeli perangkat ponsel Uber Esia, yang terdiri dari satu ponsel 3G CDMA dan charger, materi pemasaran, poster harga, kartu nama, dan materi pelatihan. ''Ponsel ini bisa dipakai untuk bisnis kreatif yang menunjang bisnis utama serta bisa disewakan ke teman dan tetangga,'' kata Stefanac.

Dengan kata lain, pengusaha PTP bisa menjadi operator mini yang punya pelanggan lima orang hingga 50 orang. Para operator mini itu bisa punya penghasilan memadai untuk membayar cicilan kredit ke MFI dan menabung untuk pendidikan dan kesehatan keluarga.

Operator untung karena ada pertambahan pelanggan baru. MFI bisa terus tumbuh karena kliennya lancar mengembalikan pinjaman. ''Yang terpenting, makin banyak masyarakat pedesaan tertinggal yang bisa menikmati layanan telekomunikasi berteknologi tinggi dengan harga terjangkau,'' ujar Stefanac.

Seberapa terjangkau harga layanan PTP itu? Paket Uber Esia lengkap dibanderol Rp 300.000, termasuk pulsa Rp 50.000. Selain itu, biaya teleponnya lebih murah dari telepon tetap kabel dan bisa mengisi ulang dengan eceran Rp 1.000. Pengusaha PTP juga mendapat margin dari pengenaan tarif lebih rendah dari harga layanan umum.

Terkait dengan skema kredit MFI, program Uber Esia ini mematok cicilan Rp 7.200 tiap pekan selama setahun. Untuk tahap awal, Grameen Foundation melibatkan MFI, yaitu Mitra Bisnis Keluarga --ventura yang sudah melayani lebih dari 80.000 peminjam di Jawa Barat dan Banten.

Berdasarkan data di lapangan, kaum perempuan lebih terpercaya sebagai peminjam karena mampu mengembalikan kredit tepat waktu. Berkat kredibilitas ini, tak mengherankan jika ibu rumah tangga menjadi sasaran utama PTP. ''Ini juga sesuai dengan filosofi pendiri Grameen Bank, Muhammad Yunus, yang ingin memberdayagunakan perempuan di pedesaan,'' ungkap Presiden Direktur Bakrie Telecom, Anindya Bakrie.

Menurut Muhammad Yunus, pemilihan perempuan sebagai sasaran utama PTP bukan hanya dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan kesenjangan digital, melainkan juga mengurangi kesenjangan sosial di Indonesia. Sebab pemberdayaan perempuan melalui PTP akan meningkatkan kepercayaan diri dan tanggung jawab kelompok sosial ini.

Mereka yang tadinya tersisih dari dunia luar kini bisa terhubung karena punya ponsel. Kondisi ini tentu menciptakan peluang-peluang bisnis baru. Ujungnya, kaum perempuan bisa melepas jerat kemiskinan yang melingkupi keluarganya. ''Jadi, yang harus diberikan kepada mereka adalah kesempatan,'' ujar Yunus, yang memenangkan Nobel Perdamaian tahun 2006 berkat prestasi Grameen Bank memberdayakan kaum miskin lewat kredit mikro.

Astari Yanuarti

Telepon untuk Semua

Program Telepon Pedesaan ala Uber Esia dari Bakrie Telecom, Grameen Foundation, dan Qualcomm memang yang pertama di Indonesia. Namun, bila ditinjau dari skema yang dipakai, program serupa telah dilakukan di beberapa negara di bawah payung Village Phone Program milik Grameen Foundation.

Secara berturut-turut sejak tahun 2003 hingga 2007, Uganda, Rwanda, Filipina, Haiti, dan Kamboja menerapkan Village Phone Program. Kini jumlah operator Village Phone Program di semua negara itu mencapai 12.000. Penduduk desa yang bisa terlayani telepon mencapai 1 juta jiwa.

Sebelumnya, Village Phone Program lebih dulu menuai sukses di Bangladesh, negeri asal Grameen Bank. Program ini diusung Grameen Telecom --anak usaha Grameen Bank-- dengan menggandeng operator telepon seluler terbesar di Bangladesh, Grameenphone.

Setiap peserta Village Phone Program mendapat pinjaman mikro senilai US$ 200 dari Grameen Bank. Uang ini dipakai untuk mendapatkan layanan telepon GSM prabayar dari Grameenphone. Mereka lalu diberi pelatihan bagaimana menggunakan ponsel tersebut. Juga tata cara menjadikan ponsel sebagai warung telepon umum untuk mendapat profit.

Program yang bertujuan mengikis kemiskinan di pedesaan itu sangat diminati publik Bangladesh. Sebab terbukti mampu meningkatkan penghasilan mereka. Pada saat ini, ada sekitar 300.000 operator Village Phone Program yang tersebar di 55.000 desa. Pendapatan para operator mini ini lebih besar dari rata-rata pendapatan nasional penduduk Bangladesh.

Di Indonesia, program Uber Esia ditargetkan bisa merengkuh 1.000 operator telepon desa sampai akhir tahun ini. Dengan asumsi, setiap operator bisa melayani 100 keluarga, yang terdiri dari lima anggota. Maka, jumlah penduduk desa terpencil yang bisa menikmati layanan telekomunikasi mencapai 500.000 jiwa.

Hanya saja, Bakrie Telecom belum berani memasang angka pertambahan pendapatan yang bisa diraih tiap keluarga dengan Uber Esia. Namun tak ada salahnya bersikap optimistis. Sebab, di Uganda, pendapatan operator Village Phone Program terdongkrak hingga tiga kali lipat dari pendapatan rata-rata nasional.

Astari Yanuarti

Rekor Laba Juragan Minyak

GATRA NO 39 / XIV 13 Agu 2008

ExxonMobil mencetak laba bersih US$ 11,68 milyar (Rp 105 trilyun) hanya selama triwulan kedua 2008. Keuntungan terbesar dalam sejarah Amerika ini terjadi di tengah beban berat masyakarat akibat kenaikan harga minyak. Barack Obama menilai, kini saatnya membuat kebijakan energi baru Amerika.

Kabar mencengangkan bergulir di industri perminyakan Amerika. Raksasa minyak terbesar di negara itu, ExxonMobil, membuat sejarah sebagai perusahaan yang sanggup mengeruk laba bersih paling banyak selama satu triwulan. Dalam laporan ke publik akhir pekan lalu, ExxonMobil mengumumkan mendapat untung bersih US$ 11,68 milyar (Rp 105 trilyun) selama triwulan kedua 2008.

Pada periode yang sama, total pendapatan mereka US$ 138 milyar (Rp 1.242 trilyun). Angka ini naik 40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun silam, yang ''hanya'' US$ 98 milyar. Dengan pendapatan sebesar itu, demikian harian Washington Post menulis, ExxonMobil menjadi ''negara'' terkaya ke-18 di dunia.

Keuntungan besar itu diperoleh di tengah penurunan produksi minyak, penurunan margin pengilangan minyak, dan peningkatan biaya operasional. Produksi minyak ExxonMobil menurun 8% dibandingkan dengan kuartal kedua tahun lalu. Produksi minyak dan gas ExxonMobil di seluruh dunia mencapai 2,4 juta barel per hari.

Meski produksi turun, harga minyak yang terus meroket menjadi berkah bagi ExxonMobil. Mereka menjual minyak rata-rata US$ 119 per barel, naik US$ 50 per barel dari tahun lalu.

Berkah minyak juga dirasakan perusahaaan minyak Big Oil (istilah untuk menyebut lima perusahaan minyak terbesar, yaitu ExxonMobil, BP, Royal Dutch Shell, Chevron and ConocoPhilips). Selama triwulan kedua, Shell mencatat keuntungan US$ 11,6 milyar dan ConocoPhilips mencetak keuntungan bersih US$ 4,5 milyar.

Keuntungan besar Big Oil itu tak hanya membetot perhatian kalangan bisnis, melainkan juga ikut memanaskan arena kampanye Presiden Amerika Serikat. Apalagi, sejak awal, Partai Demokrat dan Partai Republik berada pada posisi berlawanan menyangkut kebijakan energi nasional.

Kandidat dari Partai Demokrat Barack Obama menilai, prestasi ExxonMobil itu menyakitkan karena terjadi di atas kesulitan publik Amerika membayar harga bensin yang meroket. ''Lebih menyakitkan lagi fakta bahwa Senator McCain menawarkan mereka tambahan tax break (penundaan pengenaan pajak sementara) US$ 1,2 milyar,'' kata Obama, seperti dikutip The Guardian.

Penawaran itu juga berlaku untuk semua pemain di industri minyak dan gas di Amerika. Dengan fasilitas tax break, Amerika akan kehilangan potensi pendapatan hingga US$ 33 milyar selama lima tahun mendatang. Pemberian fasilitas ini makin menjadikan Amerika negara yang paling sedikit membebankan pajak pada perusahaan minyak.

Negara-negara pengekspor minyak lainnya menerapkan pajak yang makin tinggi seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Contohnya Rusia yang memungut pajak US$ 28 dari tiap barel minyak mentah yang diproduksi.

Berkat keringanan pajak itu, Exxon bisa mendulang untung lebih besar, yaitu US$ 38,5 per barel minyak yang diproduksi di Amerika. Bandingkan dengan keuntungan yang mereka dapat untuk produksi minyak mentah di luar Amerika sebesar US$ 27,2 per barel.

Keuntungan kian besar karena ExxonMobil dan Big Oil menetapkan harga minyak domestik sama dengan harga minyak dunia. Meski, jelas-jelas biaya produksi dan biaya pajak minyak domestik lebih rendah dibandingkan dengan produksi minyak Big Oil di luar Amerika. Mereka memilih mengantongi sendiri selisih harga ini daripada membagikannya ke konsumen.

Tak mengherankan jika Obama menilai tawaran tax break dari John McCain makin mengukuhkan bukti kuatnya proteksi Partai Republik pada Big Oil di tengah kenaikan harga minyak dunia. Maklum, Partai Republik yang dipenuhi pengusaha minyak selalu berkeras bahwa minyak bumi adalah sumber energi utama bagi Amerika. Alhasil, kebijakan energi Amerika selama ini hanya menjadi daftar keinginan (wish list) Big Oil.

Menurut Obama, kini saat yang tepat untuk membuat kebijakan energi baru. "Demi kebaikan bersama, sudah saatnya mengakhiri tirani minyak dengan berinvestasi di energi alternatif, menciptakan jutaan lapangan kerja baru, dan menghemat bahan bakar,'' ujar Obama.

Partai Demokrat memang dikenal sebagai pendukung utama pembangunan sumber energi alternatif, seperti tenaga matahari dan tenaga angin. Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat pun mendesak agar laba bersih Exxon dan anggota Big Oil lainnya digunakan untuk meningkatkan produksi minyak Amerika serta membangun sumber energi terbarukan.

Bukan dipakai untuk memperkaya para pemegang saham dengan aksi membeli kembali saham, seperti dilakukan ExxonMobil selama triwulan kedua ini. Perusahaan yang bermarkas di Texas itu mengeluarkan US$ 8,8 milyar untuk membeli kembali saham mereka dan hanya menyediakan US$ 7 milyar untuk biaya eksplorasi dan produksi migas.

Anggota Big Oil lainnya melakukan hal serupa. Sesuai dengan catatan anggota Kongres dari Partai Demokrat, Big Oil menggelontorkan dana hingga US$ 194 milyar untuk pembelian saham sejak tahun 2004 hingga kuartal pertama 2008.

Sementara itu, untuk eksplorasi dan produksi, para raksasa minyak itu hanya mengeluarkan 30% dari dana buy-back saham. Lebih miris lagi, anggaran riset dan pengembangan energi hanya 5% dari jumlah uang yang dipakai untuk membeli saham.

Pembelian kembali saham memang praktek umum di kalangan industri Amerika. Tujuannya, mengerek harga saham perusahaan dan membesarkan keuntungan per lembar saham. Bagi Exxon, cara ini menjadi solusi untuk menjaga agar harga saham mereka tak terus turun. Selama semester pertama ini, harga saham mereka turun 14%.

Selain itu, Exxon juga menolak anggapan bahwa mereka tak serius meningkatkan produksi minyak. ''Kami terus menambah investasi untuk meningkatkan suplai ke pasar,'' kata Henry Hubble, Vice President Investor Relations Exxon, dalam konferensi pers. Sebaliknya, Exxon meminta Kongres membuka lebih banyak lapangan minyak offshore (lepas pantai). Sebab lapangan-lapangan ini punya cadangan minyak besar, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik Amerika.

Astari Yanuarti

Mengukur Keuntungan ExxonMobil

Tanggukan laba ExxonMobil sebesar US$ 11,68 milyar selama tiga bulan kedua tahun ini membelalakkan mata banyak orang. Apalagi jika Anda membaca data berikut yang menyetarakan laba ratusan trilyun rupiah itu dalam beragam ukuran lain.

* Laba bersih Exxon itu setara dengan perolehan laba US$ 128 juta (Rp 1,15 trilyun) per hari atau hampir US$ 1,5 (Rp 13.500) per detik selama kuartal kedua 2008.

* Laba tiga bulan Exxon bahkan lebih besar dari pendapatan domestik bruto tahunan Afghanistan yang US$ 11,63 milyar (sesuai dengan data Bank Dunia tahun 2007).

* Hanya dengan laba triwulanan itu, Exxon bisa membeli banyak perusahaan besar lain di Amerika, seperti Gap Inc, Ford, bahkan Starbucks, yang masing-masing punya kapitalisasi pasar US$ 11,67 milyar, US$ 10,76 milyar, dan US$ 10,69 milyar.

* Bila laba Exxon itu dibagi rata ke setiap penduduk Amerika, masing-masing akan mendapat US$ 38,33 (Rp 345.000).

* Laba Exxon itu juga bisa dipakai untuk membeli 2,95 milyar galon bensin di Amerika atau 179.692 mobil Cadillac Escalades atau 15,57 milyar permen cokelat Snickers.

Astari Yanuarti

Rabu, Agustus 06, 2008

Komedi Suram Keluarga Cerdas

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
"Meski terberkati dengan otak cemerlang, kehidupan keluarga Wetherhold jauh dari kata bahagia. Kecerdasan memang tak sama dengan kebijaksanaan"

SMART PEOPLE
Pemain: Dennis Quaid, Sarah Jessica Parker, Thomas Haden Church, Ellen Page, dan Ashton Holmes
Sutradara: Noam Murro
Penulis Skenario: Mark Jude Poirier
MPAA Rating: R
Produksi: Miramax Films/Groundswell Productions, 2008

Seperti judulnya, film komedi satire ini berkisah tentang jibaku keluarga intelektual menjalani kehidupan di tengah orang biasa. Dennis Quaid memerankan Profesor Lawrence Wetherhold yang berotak encer. Ia sedang mengikuti pemilihan Kepala Departemen Sastra Inggris di Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.

Meski punya karier cemerlang di kampus, Lawrence bukan sosok ayah yang ideal. Duda yang ditinggal mati istri ini gagal memahami dua anaknya, James (Ashton Holmes) dan Vanessa (Ellen Page), yang sama-sama berotak cemerlang. James adalah mahasiswa jurusan sejarah di kampus yang sama dengan Lawrence. Sedangkan Vanessa baru saja diterima di Stanford University.

Kecerdasan otak mereka bukan jaminan kebahagiaan. Ketiganya bermasalah pada saat berkomunikasi. Lawrence sering melontarkan kalimat masam ketika mengajar, arogan, dan penampilannya serampangan, nyaris jorok. Vanessa cantik, tapi tak punya teman karena mulutnya pedas. Sedangkan James selalu memendam amarah karena merasa tak dimengerti oleh Lawrence.

Ketakharmonisan dan kesuraman keluarga Wetherhold makin parah dengan kehadiran Chuck (Thomas Haden Church), saudara angkat Lawrence. Chuck, yang juga sudah paruh baya, tinggal di rumah Lawrence, karena kehilangan pekerjaan untuk ke sekian kalinya. Sebagai orang biasa, Chuck terlihat berbeda dari keluarga Wetherhold lainnya dalam menyikapi masalah.

Keadaan makin rumit ketika Lawrence berpacaran dengan Janet Hartigan (Sarah Jessica Parker), dokter unit gawat darurat yang merawat cederanya akibat melompat pagar di kampus. Janet pernah naksir Lawrence pada saat menjadi mahasiswanya, meski Lawrence tak ingat sama sekali. Kehadiran Janet tentu saja tak disukai Vanessa, yang merasa makin tersisih.

Smart People punya naskah skenario brilyan yang menggabungkan dialog jenaka dengan kepedihan, hasil kejelian novelis Mark Jude Poirier (baru pertama kali menulis skenario). Poirier menunjukkan bahwa kecerdasan tak sama dengan kebijaksanaan. Seringkali pendidikan yang dilakoni belasan tahun tak memberikan pelajaran kehidupan apa pun.

Poirier menampilkan detail tiap karakter dan membuat penonton yakin bahwa di balik tokoh yang eksentrik dan menyebalkan sekalipun, tersembunyi sifat-sifat lain yang menyenangkan. Poirier membuat karakter anggota keluarga Wetherhold tumbuh dewasa. Bukan dengan cara mudah seperti formula Hollywood (Smart People adalah film independen yang tampil di Sundance Film Festival 2008). Mereka harus lebih dulu melewati kegetiran, sarkasme, dan yang terberat: belajar untuk menerima.

Lawrence akhirnya bisa menjual buku akademisnya ke penerbit Penguin setelah mengganti judulnya menjadi You Can't Read. Sebelumnya, puluhan penerbit menolak buku ini karena dianggap tak menarik. Juga ada Vanessa yang bisa mengatasi ego untuk menerima Janet, yang mengandung anak kembar dari Lawrence.

Film ini bukan hanya menjadi debut Poirier, juga menjadi yang pertama bagi sutradara Noam Murro. Karena itu, bukan hal mudah bagi Murro untuk menyinergikan akting para pemain yang sudah punya nama. Untunglah, Murro berhasil mengharmoniskan akting Quaid, Page, Church, dan Parker. Mereka tampil maksimal menjiwai karakter Smart People yang unik.

Yang patut dicatat adalah akting Page dan Church. Page --sebelumnya menuai sukses di film Juno-- memainkan karakter Vanessa dengan bagus. Page berhasil menampilkan dua wajah Vanessa yang android, sinis, dan cerdas di satu sisi. Dan di sisi sebaliknya, Vanessa juga remaja atraktif kesepian yang haus kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.

Church memerankan Chuck sama bagusnya seperti ketika bermain di Sideways. Ekspresi komikal Church tampak melebur dengan karakter Chuck yang slengekan dan easy going. Cerita Smart People memang tak setajam Who's Afraid of Virginia Woolf ataupun Wonder Boys. Tapi film sepanjang 95 menit ini lebih natural pada saat menggambarkan realitas keseharian kalangan akademisi.

Astari Yanuarti

Obat Stres di Sela Kemacetan

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Daughtry
"Kekuatan lirik Daughtry dan penampilannya yang komunikatif memuaskan ribuan penggemarnya. Band rock dengan album debut terjual 4,3 juta keping ini menyanyikan 13 lagu nonstop"

Ada yang tak biasa pada konser band rock Daughtry di panggung Traffic Jam Street Party, Parkir Timur Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat malam lalu. Ketika pertunjukan berlangsung, tempat duduk di tribun VIP ditinggalkan penghuninya. Padahal, sebelum konser dimulai pukul 22.30 WIB, nyaris tak ada kursi kosong.

Ternyata penonton VIP itu berbaur dengan ribuan penonton di area festival. Artis Maudy Koesnaedi dan sang suami, Erik Meijer, pun berdiri di depan panggung. Pasangan Ira Wibowo dan Katon Bagaskara sibuk pindah posisi mencari tempat nyaman. ''Jangan di sini, suara vokalisnya nggak keluar. Coba ke sebelah sana,'' Katon mengajak istrinya pindah ke sisi kanan panggung.

Memang terdengar ada yang kurang pas pada mik Chris Daughtry di tiga lagu pertama. Suara peringkat keempat ''American Idol'' musim kelima itu nyaris tenggelam oleh dentuman drum yang dimainkan Joey Barnes. Meski, masih bisa meningkahi lengkingan gitar Brian Craddock dan Josh Steely serta bas milik Josh Paul.

Pada lagu keempat, Standing Still, mik Chris mulai beres. Penonton pun makin bersemangat bergoyang dan bernyanyi. Mulai lagu Over You dan It's Not Over yang memang punya refrain enak dihafal dan menyentak. Juga lagu What About Now yang bernuansa balada dengan lirik menyentuh, berkisah tentang hubungan dua insan yang tak harmonis.

Nah, puncak paduan suara terjadi pada lagu Home. Lagu yang bercerita tentang kerinduan mendalam untuk pulang ke rumah itu memang paling akrab di telinga penggemar Daughtry di Indonesia. Sedangkan di Amerika, lagu ini menempati posisi pertama chart ''Top Adult 40''. Popularitasnya makin melonjak ketika terpilih menjadi lagu pengiring babak eliminasi ''American Idol'' musim keenam (2007).

Usai melantunkan Home, Daughtry menutup konser dengan There and Back Again. ''Mereka bagus banget. Nggak sia-sia gue bela-belain beli ponsel agar bisa nonton Daughtry,'' ujar Susita, karyawati berusia 27 tahun. Soal ponsel bukan hanya Susita yang wajib membeli. Sebab tiket konser ini cuma bisa didapat dari pembelian ponsel Sony Ericsson di ajang Traffic Jam sejak 12 Juni hingga 25 Juli.

Acara itu berlangsung di tujuh kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Hanny Sanjaya, Product Manager Sony Ericsson, menyatakan bahwa acara Traffic Jam Street adalah bentuk apresiasi pada pemakai Sony Ericsson. Selama roadshow Traffic Jam di Jabodetabek dan Bandung, mereka berhasil melego lebih dari 2.000 unit ponsel. Setiap ponsel yang dibeli bisa ditukar dengan dua tiket konser Daughtry. Sedangkan di kota-kota lain, tiket konser diundi untuk satu pemenang.

Hanny menyebutkan mereka sengaja memilih Daughtry sebagai pengisi acara puncak dengan pertimbangan matang. “Ini hasil konsensus perwakilan Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” ujarnya. Acara Traffic Jam Street Party memang berlangsung di tiga negara ini.

Selain karena prestasi dan kualitas, mereka juga terkesan dengan kerendahan hati dan sikap kooperatif kelima personal band asal North Carolina itu. Baru menelorkan album debut, mereka sanggup menjual hingga 4,3 juta keping ( hanya di Amerika saja dan belum mencakup penjualan 7 single dari album yang sama). Di Indonesia, penjualan keping CD-nya mencapai 11 ribu, di luar penjualan online yang belum tercatat datanya.

Meski baru berusia dua tahun, segudang penghargaan juga sudah direngkuh. Mereka meraih empat nominasi di Grammy Award 2008. Tahun sebelumnya, mereka memenangi tiga kategori American Music Award, pemenang Best Song Rock untuk Home di ajang People Choice Award, dan menggondol enam juara di Billboard Music Award 2007.

Keramahan Daughtry terlihat nyata selama dua hari di Jakarta. Ketika bertemu dengan pers maupun fans, mereka banyak menebar senyum. Saat konser, Chris selalu menyapa dan melontar beragam komentar , sebelum menyanyikan sebuah lagu.

Walau Chris belum bisa mengucap sepatah kata dalam bahasa Indonesia, komunikasi dengan penonton tetap berlangsung hangat. Kedekatan dengan penggemar memang menjadi salah satu kunci sukses Daughtry yang berencana merilis album kedua April 2009 nanti.

Astari Yanuarti

Dilema Moral Kesatria Kegelapan

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
THE DARK KNIGHT
Pemain: Christian Bale, Heath Ledger, Michael Caine, Aaron Eckhart, Gary Oldman, Morgan Freeman, dan Maggie Gyllenhaal
Sutradara: Christhoper Nolan
Penulis Skenario: Christhoper Nolan dan Jonathan Nolan
Rating: Dewasa
Produksi: Warner Bros, 2008

''Seperti prekuelnya, Batman Begins, kesuraman masih mewarnai The Dark Knight. Alur ceritanya lebih rumit. Meski lebih manusiawi, kali ini penuh dengan aksi sadis dan brutal. Tidak layak ditonton anak-anak''

Segunung rasa penasaran memenuhi benak ketika akan menonton The Dark Knight. Film ini langsung mencetak rekor box-office. Hanya dalam lima hari, The Dark Knight mengeruk US$ 200 juta di Amerika, sehingga langsung balik modal yang ''hanya'' US$ 180 juta.

Prestasi film sepanjang dua setengah jam itu menumbangkan rekor tiga film sekaligus. Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest, Spider-Man 2, dan Star Wars Episode III: Revenge of the Sith baru bisa mendulang angka serupa setelah rilis hari kedelapan.

Media massa di Amerika memberi beberapa alasan yang membuat The Dark Knight laris manis. Kematian tragis aktor berbakat Heath Ledger akibat overdosis obat tidur, enam bulan sebelum perilisan film ini, memicu rasa penasaran publik. Mereka berduyun-duyun masuk ke bioskop untuk menyaksikan akting Ledger sebagai Joker, psikopat yang menjadi musuh besar Batman.

Alasan lain, alur cerita garapan dua bersaudara Christhoper Nolan dan Jonathan Nolan begitu impresif dalam membahas kompleksitas dilema moral para tokoh protagonis, yaitu Batman/Bruce Wayne (Christian Bale), Letnan James Gordon (Gary Oldman), dan Jaksa Wilayah Harvey Dent (Aaron Eckhart). Christhoper Nolan yang merangkap sebagai sutradara dianggap berhasil memanusiawikan sosok Kesatria Kegelapan sehingga jauh dari stereotipe superhero dalam buku komik lain.

Tanpa ragu, mayoritas kritikus film di Amerika menyebut The Dark Knight paling bagus dibandingkan dengan seluruh film Batman lainnya.

Aksi perampokan bank oleh segerombolan orang bertopeng Joker mengawali kisah The Dark Knight. Serbuan ini berakhir kematian semua perampok dan beberapa petugas bank, kecuali Joker sungguhan. Berkat akal bulus dan kebrutalannya, Joker bisa mengantongi uang perampokan jutaan dolar.

Bukan hanya Joker yang mengancam ketenteraman penduduk Kota Gotham. Bos gangster Salvatore Maroni (Eric Roberts) pun masih sering berulah, meski tengah menghadapi tuntutan hukum melawan Jaksa Dent. Ironisnya, penduduk Gotham malah masih mempertanyakan peran Batman. Apakah Batman layak menjadi pahlawan selamanya atau hanya menjadi penjaga keamanan untuk menangani kejahatan.

Joker yang kemudian menggandeng Maroni dengan culas memanfaatkan momentum ini. Joker lalu menebar teror dengan pengeboman dan rangkaian pembunuhan supersadis. Puluhan nyawa penduduk sipil, polisi, politisi, bahkan sesama penjahat pun melayang. Ia menyatakan akan menghentikan aksinya jika Batman mau membuka topeng.

Akting Ledger patut diacungi jempol. Ia begitu menyelami karakter Joker yang bengis, kekanak-kanakan, dan licik. Legder melengkapi sosok Joker dengan sorot mata kosong menusuk, kecapan konstan ketika berbicara, hingga seringai sadis. Selain Legder, Bale tetap memukau memainkan karakter Batman yang memegang teguh aturan serta Wayne yang flamboyan dan playboy.

Serangkaian adegan seru, keindahan sinematografi, dan alur cerita yang menabrak pakem adaptasi komik superhero memang membuat film ini layak tonton untuk orang dewasa.

Walau punya segudang kelebihan, masih ada alur cerita yang mengganggu. Yakni ketika Batman tak tega menghabisi Joker dalam dua kesempatan emas. Atas nama menaati aturan dan mengalahkan sisi jahat dalam dirinya, Batman membiarkan Joker terus bernapas. Batman mendadak lupa pada semua kekejian dan kebrutalan Joker. Padahal, kematian korban-korban Joker sebelumnya membuat Batman merasa amat bersalah dan marah.

Lebih aneh lagi, Batman tak berpikir dua kali ketika membunuh Harvey si Two Face (kesatria putih kota Gotham yang baru saja berubah jahat usai kematian Rachel Dawes --diperankan oleh Maggie Gyllenhaal). Kejadian ini mementahkan semua perdebatan moral tentang kebaikan dan kejahatan di sepanjang film.

Nolan telah memilih: memaksakan alur cerita untuk memberi kesempatan karakter Joker muncul lagi di sekuel selanjutnya. Nolan lebih memilih Joker daripada keselamatan dan ketenteraman jutaan penduduk Gotham.

Andai Joker bukanlah psikopat dengan kegilaan yang mengiris-iris rasa kemanusiaan, pilihan Nolan masuk akal. Masalahnya, Joker dalam The Dark Knight adalah wujud sempurna seorang psikopat tanpa hati nurani dengan satu prinsip, ''I'm an agent of chaos.''

Astari Yanuarti

Komedi Suram Keluarga Cerdas

Gatra No 37 / XIV 30 Jul 2008

SMART PEOPLE
Pemain: Dennis Quaid, Sarah Jessica Parker, Thomas Haden Church, Ellen Page, dan Ashton Holmes
Sutradara: Noam Murro
Penulis Skenario: Mark Jude Poirier
MPAA Rating: R
Produksi: Miramax Films/Groundswell Productions, 2008

Meski terberkati dengan otak cemerlang, kehidupan keluarga Wetherhold jauh dari kata bahagia. Kecerdasan memang tak sama dengan kebijaksanaan.

Seperti judulnya, film komedi satire ini berkisah tentang jibaku keluarga intelektual menjalani kehidupan di tengah orang biasa. Dennis Quaid memerankan Profesor Lawrence Wetherhold yang berotak encer. Ia sedang mengikuti pemilihan Kepala Departemen Sastra Inggris di Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.

Meski punya karier cemerlang di kampus, Lawrence bukan sosok ayah yang ideal. Duda yang ditinggal mati istri ini gagal memahami dua anaknya, James (Ashton Holmes) dan Vanessa (Ellen Page), yang sama-sama berotak cemerlang. James adalah mahasiswa jurusan sejarah di kampus yang sama dengan Lawrence. Sedangkan Vanessa baru saja diterima di Stanford University.

Kecerdasan otak mereka bukan jaminan kebahagiaan. Ketiganya bermasalah pada saat berkomunikasi. Lawrence sering melontarkan kalimat masam ketika mengajar, arogan, dan penampilannya serampangan, nyaris jorok. Vanessa cantik, tapi tak punya teman karena mulutnya pedas. Sedangkan James selalu memendam amarah karena merasa tak dimengerti oleh Lawrence.

Ketakharmonisan dan kesuraman keluarga Wetherhold makin parah dengan kehadiran Chuck (Thomas Haden Church), saudara angkat Lawrence. Chuck, yang juga sudah paruh baya, tinggal di rumah Lawrence, karena kehilangan pekerjaan untuk ke sekian kalinya. Sebagai orang biasa, Chuck terlihat berbeda dari keluarga Wetherhold lainnya dalam menyikapi masalah.

Keadaan makin rumit ketika Lawrence berpacaran dengan Janet Hartigan (Sarah Jessica Parker), dokter unit gawat darurat yang merawat cederanya akibat melompat pagar di kampus. Janet pernah naksir Lawrence pada saat menjadi mahasiswanya, meski Lawrence tak ingat sama sekali. Kehadiran Janet tentu saja tak disukai Vanessa, yang merasa makin tersisih.

Smart People punya naskah skenario brilyan yang menggabungkan dialog jenaka dengan kepedihan, hasil kejelian novelis Mark Jude Poirier (baru pertama kali menulis skenario). Poirier menunjukkan bahwa kecerdasan tak sama dengan kebijaksanaan. Seringkali pendidikan yang dilakoni belasan tahun tak memberikan pelajaran kehidupan apa pun.

Poirier menampilkan detail tiap karakter dan membuat penonton yakin bahwa di balik tokoh yang eksentrik dan menyebalkan sekalipun, tersembunyi sifat-sifat lain yang menyenangkan. Poirier membuat karakter anggota keluarga Wetherhold tumbuh dewasa. Bukan dengan cara mudah seperti formula Hollywood (Smart People adalah film independen yang tampil di Sundance Film Festival 2008). Mereka harus lebih dulu melewati kegetiran, sarkasme, dan yang terberat: belajar untuk menerima.

Lawrence akhirnya bisa menjual buku akademisnya ke penerbit Penguin setelah mengganti judulnya menjadi You Can't Read. Sebelumnya, puluhan penerbit menolak buku ini karena dianggap tak menarik. Juga ada Vanessa yang bisa mengatasi ego untuk menerima Janet, yang mengandung anak kembar dari Lawrence.

Film ini bukan hanya menjadi debut Poirier, juga menjadi yang pertama bagi sutradara Noam Murro. Karena itu, bukan hal mudah bagi Murro untuk menyinergikan akting para pemain yang sudah punya nama. Untunglah, Murro berhasil mengharmoniskan akting Quaid, Page, Church, dan Parker. Mereka tampil maksimal menjiwai karakter Smart People yang unik.

Yang patut dicatat adalah akting Page dan Church. Page --sebelumnya menuai sukses di film Juno-- memainkan karakter Vanessa dengan bagus. Page berhasil menampilkan dua wajah Vanessa yang android, sinis, dan cerdas di satu sisi. Dan di sisi sebaliknya, Vanessa juga remaja atraktif kesepian yang haus kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.

Church memerankan Chuck sama bagusnya seperti ketika bermain di Sideways. Ekspresi komikal Church tampak melebur dengan karakter Chuck yang slengekan dan easy going. Cerita Smart People memang tak setajam Who's Afraid of Virginia Woolf ataupun Wonder Boys. Tapi film sepanjang 95 menit ini lebih natural pada saat menggambarkan realitas keseharian kalangan akademisi.

Astari Yanuarti

AMBISI SAUDI MENCAKAR LANGIT

Arab Saudi berpacu mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara Teluk lainnya. Belasan gedung pencakar langit siap menghiasi langit Saudi. Mile-High Tower bakal menjadi gedung tertinggi sedunia.

Gedung-gedung pencakar langit tak lama lagi akan mewarnai langit Arab Saudi. Setidaknya ada 14 bangunan pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan di Riyadh, Jeddah, dan Mekkah. Sebagian bakal menjulang di angkasa Saudi pada tahun depan. Sebagian lagi baru kelar dalam jangka lima tahun mendatang.

Pembangunan menara-menara itu adalah salah satu cara Arab Saudi mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur dari negara-negara Arab pesisir Teluk Persia. Meski sama-sama negeri superkaya berkat emas hitam, Saudi kalah bersolek dibandingkan dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, dan Qatar.

Negeri-negeri itu punya ratusan gedung pencakar langit di ibu kota masing-masing. Desainnya pun unik dan cantik. Bandingkan dengan Saudi yang hanya punya tiga pencakar langit: Kingdom Tower (300 meter) dan Al Faisaliah (267 meter) di Ibu Kota Riyadh serta Zam-Zam Tower (260 meter) di depan Masjidil Haram, kota Mekkah.

Menurut Joseph Daher, direktur proyek perusahaan kontraktor Al-Mabani, tren yang berlangsung sekarang ini adalah pembangunan besar-besaran ke arah barat dari Dubai, Uni Emirat Arab. ''Pemerintah Saudi membuat kebijakan yang mendukung pembangunan gedung pencakar langit dengan merevisi aturan penghambat,'' kata Joseph, seperti dikutip MEED.com.

Salah satu terobosan peraturan diberlakukan di kota Jeddah. Keberadaan Bandara Internasional King Abdul Aziz melahirkan pembatasan jumlah lantai bangunan. Rata-rata tinggi bangunan di kota ini di bawah 100 meter. Kini pembatasan itu kian longgar. Gedung-gedung baru boleh berlantai hingga 60 tingkat, setara dengan ketinggian di atas 200 meter.

Tak mengherankan bila ada enam gedung baru yang sedang dan akan dibangun di Jeddah. Mile-High Tower tercatat sebagai gedung paling fenomenal. Sesuai dengan namanya, gedung ini dirancang setinggi satu mil (1.600 meter) dan bakal menjadi gedung tertinggi di dunia. Tender proyek Mile-High Tower akan dibuka pada akhir bulan ini. Memang, menurut berita terbaru MEED.com, ada beberapa penyesuaian terkait dengan ketinggian gedung. Kemungkinan dipangkas menjadi ''hanya'' 1.100 meter. Alasannya terkait dengan penghitungan tingkat keuntungan dan masalah teknis pengangkutan material ke ketinggian di atas 1.000 meter.

Desain menara yang terletak di utara Jeddah itu ditangani kantor arsitek lokal, Omrania & Associates, yang berkolaborasi dengan Pickard Chilton dari Amerika Serikat. Sedangkan urusan konstruksi bangunan dipegang oleh Bechtel, juga dari Amerika. Kontraktor global Samsung Corporation (yang sedang membangun Burj Dubai setinggai 630 meter) juga tertarik ikut tender pembangunan menara yang dibangun di lokasi seluas 5,3 kilometer persegi itu.

Keterlibatan banyak konstruktor asing dalam proyek-proyek infrastruktur di Saudi tak terhindarkan. Sebab sampai kini Saudi baru punya tiga perusahaaan kelas kakap yang sanggup menangani megaproyek, yaitu Saudi bin Laden, Saudi Oger, dan Al-Mabani. Ratusan lainnya baru sanggup menangani proyek skala menengah.

Dari tiga kontraktor dan pengembang itu, Saudi bin Laden tercatat paling sukses. Perusahaan milik ayah Osama bin Laden ini banyak memenangkan tender megaproyek di Arab Saudi. Mereka sedang membangun kompleks Abraj al-Bait di Mekkah. Kompleks ini terdiri dari tujuh menara pencakar langit.

Hotel Tower (577 meter) adalah yang tertinggi, disusul oleh Hajar Tower dan Zam-Zam Tower (masing-masing 260 meter). Serta empat menara lain berketinggian 240 meter, yaitu Maqam, Sarah, Marwah, dan Shafa. Sampai Juli, baru Zam-Zam Tower yang selesai dibangun. Enam menara sisanya selesai secara bertahap sampai akhir 2009.

Abraj al-Bait, yang terletak di selatan Masjidil Haram, memang spektakuler dan menjadi landmark baru di Mekkah. Kawasan ini memiliki hotel bintang lima, dua heliport, satu ruangan konferensi, restoran, dan pusat belanja.

Jika digabungkan, tujuh menara itu punya luas lantai 1.450.000 meter persegi. Paling luas sedunia, mengalahkan Aalsmeer Flower Auction di Belanda yang luasnya 1,1 juta meter persegi. Selain itu, empat jam dinding akan dipasang di empat sisi Hotel Tower. Jam-jam yang dipasang di ketinggian 380 meter ini bakal tercatat sebagai jam dinding tertinggi di dunia.

Tak jauh dari lokasi Abraj al-Bait, Saudi bin Laden melalui anak usahanya, Jiwar Real Estate, tengah membangun kompleks Rawabi Abraj al-Bait. Proyek ini terdiri dari 21 menara apartemen seluas 2,8 juta meter persegi untuk para jamaah haji dan umrah. Desainer dua megaproyek ini adalah arsitek-arsitek lokal yang tergabung dalam Dar-al-Handasah Architect.

Proyek Saudi bin Laden ketiga adalah Jabal Omar, masih di sekitar Masjidil Haram. Mereka berduet dengan Saudi Oger membangun tujuh menara 35 lantai dan lima hotel bintang lima di atas lahan seluas 1 juta meter persegi. Bangunan-bangunan ini bisa menampung hingga 40.000 orang.

Laju pembangunan gedung-gedung pencakar langit itu menandai babak baru kontruksi di Saudi. Kelak, bangunan setinggi 30 lantai lebih banyak terlihat di sana. Menggantikan bangunan dua lantai, yang pada saat ini mendominasi landskap perkotaan di Saudi.

Yang patut disyukuri, Saudi tak hanya berlomba membangun gedung-gedung pencakar langit. Melainkan juga membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan raya, jalan kereta api, hingga lahan parkir. Rupanya, Saudi belajar dari kesalahan kota Dubai, yang mengabaikan pembangunan infrastuktur pendukung di tengah pertambahan populasi penduduk yang pesat.

Astari Yanuarti

PENCAKAR LANGIT ARAB SAUDI*
Nama
Tinggi ( meter)
Pengembang
Status
Nilai  Proyek (US $)
Mile-High Tower, Jeddah
1,150 sampai 1,600
Kingdom Holding
Tender dibuka Juli 2008
13,6 miliar
Abraj al-Bait (terdiri dari tujuh menara), Mekah
577 ( Hotel Tower)
Saudi Binladin
Sedang dibangun, selesai 2009
2,7 miliar
Jabal Omar, Mekah
150
Jabal Omar Development Company
Kontrak EPC** dimenangkan Saudi Binladin dan Saudi Oger
2,7 miliar
Rawabi Abraj al-Bait, Mekah
300
Jiwar Real Estate
Sedang dibangun
2,5 miliar
Lamar Towers, Jeddah
310
Cayan Investment and Development Company
Pengumpulan dokumen penawaran EPC
500 juta
Al-Rahji Tower, Riyadh
352
Saleh bin Abdulaziz al-Rajhi Business Council
Penentuan pemenang tender EPC awal 2009
500 juta
Dubai Towers, Jeddah
448
Sama Dubai
Pembuatan desain gedung
500 juta
Corniche Tower, Jeddah
270
Emaar
Pengumpulan penawaran EPC
240 juta
Headquarters Business Park, Jeddah
250
Aldar al-Khasa for Urban Development
Penentuan pemenang tender EPC
214 juta
Diamond Tower, Jeddah
388
Al-Masarat Company
Tahap akhir pendesainan gedung
133 juta
*Sumber: MEED, 2008
**EPC=engineering, procurement and construction

Renovasi Besar Masjid Tersakral

Renovasi dan perluasan tahap keempat Masjidil Haram bisa menghilangkan lanskap Mekkah kuno. Wilayah sekeliling masjid terbesar dan tersuci sedunia ini menjadi kawasan real estate termahal sejagat. Harga tanah mencapai Rp 625 juta per meter persegi.

Suara klakson truk-truk pengangkut material bangunan membelah ratusan jamaah yang bergegas menuju Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, suatu siang di penghujung Juni lalu. Di tengah sengatan matahari gurun sepanas 44 derajat celsius, para jamaah menepi sembari menutup hidung. Mereka terkepung kepulan debu pekat dari roda truk yang menjejak tanah tak rata akibat reruntuhan gedung.

Mobil pemadam kebakaran terlihat beberapa kali menyemprotkan air untuk mengurangi debu. Tapi upaya itu malah membuat sebagian jamaah yang berasal dari Indonesia ekstra hati-hati. ''Awas kubangan, lompat sedikit, ya, Bu,'' seru seorang jamaah perempuan sambil memegang erat lengan sang bunda yang sudah berusia lanjut. Selamat dari kubangan, mereka masih berusaha agar tak tersandung pada bongkahan besar-kecil rongsokan bangunan.

Belasan ribu bangunan hotel, rumah, toko, dan kantor, yang dulu memenuhi sisi barat daya hingga utara Masjidil Haram, kini nyaris rata dengan tanah. Suasana di lokasi seluas 230.000 meter persegi itu awut-awutan. Persis seperti zona perang. Bukit-bukit reruntuhan bangunan menyembul sepanjang tebaran mata. Beberapa gedung masih tegak berdiri, tapi nyaris tanpa dinding.

Ratusan truk, buldozer, dan crane milik kontraktor Saudi bin Laden terlihat hilir mudik. Sedangkan mesin-mesin pengungkit raksasa menjulang di angkasa, di sekeliling bangunan dan menara Masjidil Haram yang terbungkus kerangka besi. Semua ini membuat tampilan anggun masjid terluas di dunia itu seperti dalam kartu pos sama sekali tak terlihat.

Renovasi besar-besaran itu mulai berderap Mei lalu atas perintah Abdullah, selaku Penjaga Dua Kota Suci (Khadimul Haramain). Raja Abdullah ingin menambah 35% kapasitas Masjidil Haram. Pada saat ini, masjid seluas 356.000 meter persegi itu mampu menampung hingga 2 juta jamaah di dalam dan di halaman.

Proyek pengembangan keempat itu bisa dibilang yang terbesar. Menurut data dari Kementerian Urusan Kota dan Desa, yang dipublikasikan kantor berita KPA, Pemerintah Arab Saudi akan memperluas halaman masjid, membangun tempat parkir, dan memperluas lokasi sa'i antara Bukit Shafa dan Marwah menjadi tiga tingkat.

Pembangunan intensif juga terjadi di Mina, Musdalifah, dan Arafah, yang menjadi rangkaian tempat pelaksanaan ibadah haji. Tempat pelemparan jumrah ditata ulang demi keamanan jamaah. Jaringan transportasi subway juga akan dibangun mulai seputar Masjidil Haram hingga Arafah.

Proyek yang diperkirakan baru tuntas tahun 2020 itu bakal menyerap dana hingga US$ 100 milyar (Rp 920 trilyun). Gelontoran dana superbanyak ini mencakup pembangunan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel-hotel baru di Mekkah.

Sumber pendanaannya beragam, dari asing hingga dana internal Saudi yang tengah menikmati berkah melambungnya harga minyak dunia, yang nyaris menyentuh US$ 150 per barel. Meski proyek itu tergolong amat besar, para investor sama sekali tak ragu menanamkan modalnya. ''Bagi mereka, tempat ini adalah safe haven yang menjanjikan keuntungan besar. Musim haji dan umrah rutin berjalan tiap tahun, dengan jumlah muslim dunia yang terus bertambah,'' kata Imad Awad, Head of Equity Capital Markets NBD Investment Bank.

Setiap tahun, jumlah jamaah haji mencapai 4 juta orang, plus belasan juta jamaah umrah. Selama lima tahun mendatang, jumlahnya meningkat hingga 10% setiap tahun. Data Kadin Mekkah menyebutkan, tahun lalu, belanja para jamaah haji dan umrah mencapai 10 milyar riyal (Rp 25 trilyun) di Mekkah saja.

Kehadiran 15-an juta jamaah itu tentu saja membutuhkan akomodasi tempat tinggal serta kesempatan beribadah yang nyaman dan memadai. Inilah salah satu landasan utama Raja Abdullah menggelar renovasi dan perluasan Masjidil Haram dan seluruh lokasi ibadah haji lainnya. Menurut Fahas bin Al-Jarboa, Wakil Sekretaris Jenderal Supreme Commission for Tourism in Saudi Arabia, megaproyek itu bakal mengubah seluruh kawasan seputar Masjidil Haram. ''Kami berharap, ini juga akan mengubah Mekkah secara dramatis,'' kata Fahas.

Dramatis, karena pembersihan kawasan sekitar Masjidil Haram tak segan meruntuhkan bangunan megah hotel bintang lima dan empat sekalipun. Mulai Hotel Sheraton, Hotel Sofitel, Hotel Qurtuba, Hotel Zahret, Hotel Darkum, Hotel Talal, Hotel Firdaus Umrah, hingga Hotel Firdaus Mekkah, semuanya akan diratakan dengan tanah. Hotel-hotel ini, bersama bangunan perumahan lainnya, masuk areal seluas 587.250 meter persegi di seluruh Mekkah yang harus ditata ulang.

Jika ditotal, renovasi Masjidil Haram dan kota Mekkah dijalankan lewat 973 proyek baru. Terbagi menjadi beberapa wilayah, seperti 85 proyek di wilayah Syamiyah yang terletak di sisi barat laut hingga utara Masjidil Haram. Kawasan ini akan dipenuhi hotel bintang lima, pertokoan, pusat perbelanjaan, dan restoran.

Di sisi barat Masjidil Haram yang meliputi kawasan Jabal Umar dan Jabal Ka'bah dibangun hal serupa. Plus stasiun kereta api induk, areal parkir yang mampu memuat 12.000 mobil, pasar, dan fasilitas umum lainnya. Sebuah terowongan sepanjang 1.000 meter akan dibangun menembus Jabal Umar dan menyambung ke Jalan Ummul Qura.

Di sisi tenggara dan selatan, yang mencakup kawasan Jabal Khandama, dibangun hunian untuk menampung 240.000 orang. Salah satu proyek terbesar di kawasan ini adalah Abraj al-Bait. Proyek pembangunan tujuh menara pencakar langit ini selesai tahun depan dan sanggup menampung 65.000 orang. Di kawasan ini juga dibuat jalur pejalan kaki menuju Masjidil Haram, yang terhubung dengan dua jalan utama.

Meski perombakan besar-besaran kali ini diiringi dengan pembangunan fasilitas angkutan massal dan pelayanan publik lainnya, bagi sebagian ahli sejarah dan tata kota, perubahannya terlalu besar. Salah satu pihak yang keberatan adalah Sami Angawi, arsitek dan pendiri Centre for the Custodian of the two Holy Mosques Institute for Hajj Research. Sami menilai, mereka tengah menyaksikan detik-detik terakhir Mekkah tampak seperti pada saat diciptakan Tuhan dengan lanskap dan gunung-gunungnya.

Pemerintah Saudi ingin meratakan gunung-gunung di Mekkah supaya lebih banyak lahan datar. ''Mestinya lanskap kota Mekkah tradisional tetap dipertahankan. Jangan hanya memikirkan bagaimana menampung sebanyak mungkin orang dan seberapa banyak uang yang bisa diperoleh,'' ujar Sami.

Beberapa pihak lain menyayangkan pembangunan gedung pencakar langit di sekitar Masjidil Haram itu. Sebab gedung pencakar langit itu akan menutupi pandangan dari Ka'bah dan landmark di sekelilingnya. Kondisi ini akan menghilangkan keseimbangan letak Masjidil Haram, yang secara filosofis dipandang sebagai contoh pusat keseimbangan dunia. ''Alasan mereka bisa dipahami. Tapi, di sisi lain, kita butuh tempat untuk menampung jamaah,'' kata Lahem al-Nasser, seorang ahli perbankan Islam yang mendukung megaproyek perluasan Masjidil Haram itu.

Megaproyek ini juga memicu kenaikan harga properti di Mekkah. Kini harga tanah mencapai 250.000 riyal (Rp 625 juta) per meter persegi di kawasan sekitar Masjidil Haram. Nyaris dua kali lipat dari harga tanah di Monako, negara yang selama ini memiliki kawasan real estate paling mahal menurut data Global Property Guide. "Malah para pengembang mengira, harga tanah akan naik empat kali lipat hingga 1 juta riyal (Rp 2,5 milyar) per meter,'' ujar Imad Awad. Harga tanah yang paling mahal ini terletak di area yang bisa melihat langsung pemandangan Ka'bah.

Astari Yanuarti

Ambisi Saudi Mencakar Langit

Gatra No 37 / XIV 30 Jul 2008

Saudi berpacu mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara Teluk lain. Belasan gedung pencakar langit siap menghias langit Saudi. Mile-High Tower bakal menjadi gedung tertinggi sedunia.

Gedung-gedung pencakar langit tak lama lagi akan mewarnai langit Arab Saudi. Setidaknya ada 14 bangunan pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan di Riyadh, Jeddah, dan Mekah. Sebagian sudah bakal menjulang di angkasa Saudi, tahun depan. Sebagian lagi baru kelar dalam jangka 5 tahun mendatang.

Pembangunan menara-menara ini adalah salah satu cara Arab Saudi mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur dari negara-negara Arab pesisir Teluk Persia. Meski sama-sama negeri super kaya berkat emas hitam, namun Saudi kalah bersolek dibanding Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, dan Qatar.

Negeri-negeri itu punya ratusan gedung pencakar langit di ibukota masing-masing. Desainnya pun unik dan cantik. Bandingkan dengan Saudi yang hanya punya tiga pencakar langit. Kingdom Tower (300 meter) dan Al Faisaliah (267 meter) di ibukota Riyadh serta Zam-Zam Tower (260 meter ) di depan Masjidil Haram, kota Mekah.

Menurut Joseph Daher, direktur proyek perusahaan kontraktor Al-Mabani, menegaskan tren yang tengah berlangsung sekarang ini adalah pembangunan besar-besaran ke arah barat dari Dubai, Uni Emirat Arab. “Pemerintah Saudi membuat kebijakan yang mendukung pembangunan gedung pencakar langit dengan merevisi aturan penghambat,” kata Joseph seperti dikutip dari MEED.com.

Salah satu terobosan peraturan diberlakukan di kota Jeddah. Keberadaan bandara internasional King Abdul Aziz, membuat ada pembatasan jumlah lantai bangunan. Rata-rata tinggi bangunan di kota ini dibawah 100 meter. Kini, pembatasan itu kian longgar. Gedung-gedung baru boleh berlantai hingga 60 tingkat setara dengan ketinggian di atas 200 meter.

Tak heran bila ada enam gedung baru yang sedang dan akan dibangun di Jeddah. Mile-High Tower tercatat sebagai gedung paling fenomenal. Sesuai namanya, gedung ini dirancang setinggi satu mil (1600 meter). Dan akan menjadi gedung tertinggi di dunia.

Tender proyek Mile-High Tower akan dibuka akhir bulan ini. Memang menurut berita terbaru dari MEED.com, ada beberapa penyesuaian terkait dengan ketinggian gedung. Kemungkinan akan dipangkas menjadi “hanya” 1100 meter saja. Alasannya terkait dengan penghitungan tingkat keuntungan dan masalah teknis pengangkutan material ke ketinggian di atas 1000 meter.
Desain menara ini yang terletak di utara Jeddah ini ditangani oleh kantor arsitek lokal Omrania & Associates yang berkolaborasi dengan Pickard Chilton dari Amerika Serikat. Sedangkan urusan kontruksi bangunan dipegang oleh Bechtel, juga dari Amerika. Kontraktor global Samsung Corporation ( yang sedang membangun Burj Dubai setinggai 630 meter) juga tertarik ikut tender pembangunan menara yang dibangun di lokasi seluas 5,3 kilometer persegi itu.

Keterlibatan banyak konstruktor asing dalam proyek-proyek infrastruktur di Saudi tak terhindarkan. Sebab, sampai kini Saudi baru punya tiga perusahaaan kelas kakap yang sanggup menangani megaproyek yaitu Saudi Bin Ladin, Saudi Oger dan Al-Mabani. Ratusan lainnya baru sanggup menangani proyek skala menengah.

Dari ketiga kontraktor dan pengembang itu, Saudi Bin Ladin tercatat paling sukses. Perusahaan milik ayah Usamah Bin Ladin ini banyak memenangkan tender megaproyek di Arab Saudi. Mereka sedang membangun komplek Abraj al-Bait di Mekah. Komplek ini terdiri dari tujuh menara pencakar langit.
Hotel Tower ( 577 meter) adalah yang tertinggi, disusul dengan Hajar Tower dan Zam-Zam Tower ( masing-masing 260 meter). Serta empat menara lain berketinggian 240 meter yaitu Maqam, Sarah, Marwah dan Shafa. Sampai Juli, baru Zam-Zam Tower yang sudah selesai dibangun. Enam menara sisanya selesai secara bertahap sampai akhir tahun 2009.

Abraj al-Bait yang terletak di sebelah selatan Masjidil Haram ini memang spektakuler dan menjadi landmark baru di Mekah. Kawasan ini memiliki hotel bintang lima, dua heliport, sebuah ruangan konferensi, restoran, dan pusat belanja.

Jika digabungkan, tujuh menara itu punya luas lantai 1.450.000 meter persegi. Paling luas sedunia, mengalahkan Aalsmeer Flower Auction di Belanda yang berluas 1,1 juta meter persegi. Selain itu empat jam dinding akan dipasang di empat sisi Tower Hotel. Jam-jam yang dipasang di ketinggian 380 meter ini bakal tercatat sebagai jam dinding tertinggi di dunia.

Tak jauh dari lokasi Abraj Al Bait, Saudi Bin Ladin melalui anak usahanya Jiwar Real Estate, tengah membangun kompleks Rawabi Abraj Al Bait. Proyek ini terdiri dari 21 menara apartemen seluas 2,8 juta meter persegi untuk para jemaah haji dan umroh. Desainer dua megaproyek ini adalah arsitek-arsitek lokal yang tergabung dalam Dar- Al Handasah Architect.

Proyek Saudi Bin Ladin ketiga adalah Jabal Omar, masih di sekitar Masjidil Haram. Mereka berduet dengan Saudi Oger membangun tujuh menara 35 lantai dan lima hotel bintang lima di atas lahan seluas 1 juta meter persegi. Bangunan-bangunan ini bisa menampung hingga 40 ribu orang.

Laju pembangunan gedung-gedung pencakar langit itu menandai babak baru kontruksi di Saudi. Kelak, bangunan setinggi 30 lantai akan lebih banyak terlihat di sana. Menggantikan bangunan dua lantai yang saat ini mendominasi landskap perkotaan di Saudi.

Yang patut disyukuri, Saudi tak hanya berlomba membangun gedung-gedung pencakar langit. Tapi juga membangun infrastruktur pendukung seperti jalan raya, jalan kereta api, hingga lahan parkir. Rupanya, Saudi belajar dari kesalahan kota Dubai yang mengabaikan pembangunan infrastuktur pendukung di tengah pertambahan populasi penduduk yang pesat.

Astari Yanuarti

PENCAKAR LANGIT ARAB SAUDI*
Nama
Tinggi ( meter)
Pengembang
Status
Nilai Proyek (US $)
Mile-High Tower, Jeddah
1,150 sampai 1,600
Kingdom Holding
Tender dibuka Juli 2008
13,6 miliar
Abraj al-Bait (terdiri dari tujuh menara), Mekah
577 ( Hotel Tower)
Saudi Binladin
Sedang dibangun, selesai 2009
2,7 miliar
Jabal Omar, Mekah
150
Jabal Omar Development Company
Kontrak EPC** dimenangkan Saudi Binladin dan Saudi Oger
2,7 miliar
Rawabi Abraj al-Bait, Mekah
300
Jiwar Real Estate
Sedang dibangun
2,5 miliar
Lamar Towers, Jeddah
310
Cayan Investment and Development Company
Pengumpulan dokumen penawaran EPC
500 juta
Al-Rahji Tower, Riyadh
352
Saleh bin Abdulaziz al-Rajhi Business Council
Penentuan pemenang tender EPC awal 2009
500 juta
Dubai Towers, Jeddah
448
Sama Dubai
Pembuatan desain gedung
500 juta
Corniche Tower, Jeddah
270
Emaar
Pengumpulan penawaran EPC
240 juta
Headquarters Business Park, Jeddah
250
Aldar al-Khasa for Urban Development
Penentuan pemenang tender EPC
214 juta
Diamond Tower, Jeddah
388
Al-Masarat Company
Tahap akhir pendesainan gedung
133 juta
*Sumber: MEED, 2008
**EPC=engineering, procurement and construction



Renovasi Besar Masjid Tersakral

Gatra No 37 / XIV 30 Jul 2008

Renovasi dan perluasan tahap keempat Masjidil Haram bisa menghilangkan lanskap Mekkah kuno. Wilayah sekeliling masjid terbesar dan tersuci sedunia ini menjadi kawasan real estate termahal sejagat. Harga tanah mencapai Rp 625 juta per meter persegi.


Suara klakson truk-truk pengangkut material bangunan membelah ratusan jamaah yang bergegas menuju Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, suatu siang di penghujung Juni lalu. Di tengah sengatan matahari gurun sepanas 44 derajat celsius, para jamaah menepi sembari menutup hidung. Mereka terkepung kepulan debu pekat dari roda truk yang menjejak tanah tak rata akibat reruntuhan gedung.

Mobil pemadam kebakaran terlihat beberapa kali menyemprotkan air untuk mengurangi debu. Tapi upaya itu malah membuat sebagian jamaah yang berasal dari Indonesia ekstra hati-hati. ''Awas kubangan, lompat sedikit, ya, Bu,'' seru seorang jamaah perempuan sambil memegang erat lengan sang bunda yang sudah berusia lanjut. Selamat dari kubangan, mereka masih berusaha agar tak tersandung pada bongkahan besar-kecil rongsokan bangunan.

Belasan ribu bangunan hotel, rumah, toko, dan kantor, yang dulu memenuhi sisi barat daya hingga utara Masjidil Haram, kini nyaris rata dengan tanah. Suasana di lokasi seluas 230.000 meter persegi itu awut-awutan. Persis seperti zona perang. Bukit-bukit reruntuhan bangunan menyembul sepanjang tebaran mata. Beberapa gedung masih tegak berdiri, tapi nyaris tanpa dinding.

Ratusan truk, buldozer, dan crane milik kontraktor Saudi bin Laden terlihat hilir mudik. Sedangkan mesin-mesin pengungkit raksasa menjulang di angkasa, di sekeliling bangunan dan menara Masjidil Haram yang terbungkus kerangka besi. Semua ini membuat tampilan anggun masjid terluas di dunia itu seperti dalam kartu pos sama sekali tak terlihat.

Renovasi besar-besaran itu mulai berderap Mei lalu atas perintah Abdullah, selaku Penjaga Dua Kota Suci (Khadimul Haramain). Raja Abdullah ingin menambah 35% kapasitas Masjidil Haram. Pada saat ini, masjid seluas 356.000 meter persegi itu mampu menampung hingga 2 juta jamaah di dalam dan di halaman.

Proyek pengembangan keempat itu bisa dibilang yang terbesar. Menurut data dari Kementerian Urusan Kota dan Desa, yang dipublikasikan kantor berita KPA, Pemerintah Arab Saudi akan memperluas halaman masjid, membangun tempat parkir, dan memperluas lokasi sa'i antara Bukit Shafa dan Marwah menjadi tiga tingkat.

Pembangunan intensif juga terjadi di Mina, Musdalifah, dan Arafah, yang menjadi rangkaian tempat pelaksanaan ibadah haji. Tempat pelemparan jumrah ditata ulang demi keamanan jamaah. Jaringan transportasi subway juga akan dibangun mulai seputar Masjidil Haram hingga Arafah.

Proyek yang diperkirakan baru tuntas tahun 2020 itu bakal menyerap dana hingga US$ 100 milyar (Rp 920 trilyun). Gelontoran dana superbanyak ini mencakup pembangunan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel-hotel baru di Mekkah.

Sumber pendanaannya beragam, dari asing hingga dana internal Saudi yang tengah menikmati berkah melambungnya harga minyak dunia, yang nyaris menyentuh US$ 150 per barel. Meski proyek itu tergolong amat besar, para investor sama sekali tak ragu menanamkan modalnya. ''Bagi mereka, tempat ini adalah safe haven yang menjanjikan keuntungan besar. Musim haji dan umrah rutin berjalan tiap tahun, dengan jumlah muslim dunia yang terus bertambah,'' kata Imad Awad, Head of Equity Capital Markets NBD Investment Bank.

Setiap tahun, jumlah jamaah haji mencapai 4 juta orang, plus belasan juta jamaah umrah. Selama lima tahun mendatang, jumlahnya meningkat hingga 10% setiap tahun. Data Kadin Mekkah menyebutkan, tahun lalu, belanja para jamaah haji dan umrah mencapai 10 milyar riyal (Rp 25 trilyun) di Mekkah saja.

Kehadiran 15-an juta jamaah itu tentu saja membutuhkan akomodasi tempat tinggal serta kesempatan beribadah yang nyaman dan memadai. Inilah salah satu landasan utama Raja Abdullah menggelar renovasi dan perluasan Masjidil Haram dan seluruh lokasi ibadah haji lainnya. Menurut Fahas bin Al-Jarboa, Wakil Sekretaris Jenderal Supreme Commission for Tourism in Saudi Arabia, megaproyek itu bakal mengubah seluruh kawasan seputar Masjidil Haram. ''Kami berharap, ini juga akan mengubah Mekkah secara dramatis,'' kata Fahas.

Dramatis, karena pembersihan kawasan sekitar Masjidil Haram tak segan meruntuhkan bangunan megah hotel bintang lima dan empat sekalipun. Mulai Hotel Sheraton, Hotel Sofitel, Hotel Qurtuba, Hotel Zahret, Hotel Darkum, Hotel Talal, Hotel Firdaus Umrah, hingga Hotel Firdaus Mekkah, semuanya akan diratakan dengan tanah. Hotel-hotel ini, bersama bangunan perumahan lainnya, masuk areal seluas 587.250 meter persegi di seluruh Mekkah yang harus ditata ulang.

Jika ditotal, renovasi Masjidil Haram dan kota Mekkah dijalankan lewat 973 proyek baru. Terbagi menjadi beberapa wilayah, seperti 85 proyek di wilayah Syamiyah yang terletak di sisi barat laut hingga utara Masjidil Haram. Kawasan ini akan dipenuhi hotel bintang lima, pertokoan, pusat perbelanjaan, dan restoran.

Di sisi barat Masjidil Haram yang meliputi kawasan Jabal Umar dan Jabal Ka'bah dibangun hal serupa. Plus stasiun kereta api induk, areal parkir yang mampu memuat 12.000 mobil, pasar, dan fasilitas umum lainnya. Sebuah terowongan sepanjang 1.000 meter akan dibangun menembus Jabal Umar dan menyambung ke Jalan Ummul Qura.

Di sisi tenggara dan selatan, yang mencakup kawasan Jabal Khandama, dibangun hunian untuk menampung 240.000 orang. Salah satu proyek terbesar di kawasan ini adalah Abraj al-Bait. Proyek pembangunan tujuh menara pencakar langit ini selesai tahun depan dan sanggup menampung 65.000 orang. Di kawasan ini juga dibuat jalur pejalan kaki menuju Masjidil Haram, yang terhubung dengan dua jalan utama.

Meski perombakan besar-besaran kali ini diiringi dengan pembangunan fasilitas angkutan massal dan pelayanan publik lainnya, bagi sebagian ahli sejarah dan tata kota, perubahannya terlalu besar. Salah satu pihak yang keberatan adalah Sami Angawi, arsitek dan pendiri Centre for the Custodian of the two Holy Mosques Institute for Hajj Research. Sami menilai, mereka tengah menyaksikan detik-detik terakhir Mekkah tampak seperti pada saat diciptakan Tuhan dengan lanskap dan gunung-gunungnya.

Pemerintah Saudi ingin meratakan gunung-gunung di Mekkah supaya lebih banyak lahan datar. ''Mestinya lanskap kota Mekkah tradisional tetap dipertahankan. Jangan hanya memikirkan bagaimana menampung sebanyak mungkin orang dan seberapa banyak uang yang bisa diperoleh,'' ujar Sami.

Beberapa pihak lain menyayangkan pembangunan gedung pencakar langit di sekitar Masjidil Haram itu. Sebab gedung pencakar langit itu akan menutupi pandangan dari Ka'bah dan landmark di sekelilingnya. Kondisi ini akan menghilangkan keseimbangan letak Masjidil Haram, yang secara filosofis dipandang sebagai contoh pusat keseimbangan dunia. ''Alasan mereka bisa dipahami. Tapi, di sisi lain, kita butuh tempat untuk menampung jamaah,'' kata Lahem al-Nasser, seorang ahli perbankan Islam yang mendukung megaproyek perluasan Masjidil Haram itu.

Megaproyek ini juga memicu kenaikan harga properti di Mekkah. Kini harga tanah mencapai 250.000 riyal (Rp 625 juta) per meter persegi di kawasan sekitar Masjidil Haram. Nyaris dua kali lipat dari harga tanah di Monako, negara yang selama ini memiliki kawasan real estate paling mahal menurut data Global Property Guide. "Malah para pengembang mengira, harga tanah akan naik empat kali lipat hingga 1 juta riyal (Rp 2,5 milyar) per meter,'' ujar Imad Awad. Harga tanah yang paling mahal ini terletak di area yang bisa melihat langsung pemandangan Ka'bah.

Astari Yanuarti

LAPORAN KHUSUS: Gerakan Pengendalian Tembakau

Gatra No 29 / XIV 4 Jun 2008

Melepas Jerat Racun Rokok Anak Indonesia


Pemerintah cenderung tutup mata pada nasib jutaan anak dan remaja Indonesia yang terjerat racun rokok. Iklan, promosi, dan sponsorship rokok menyerbu bebas hambatan. Bila tak segera dicegah, sebuah generasi terancam musnah.

Nada bicara Widyastuti Soerojo terdengar getir dan penuh rasa prihatin. Ia tengah menyampaikan hasil penelitian terbaru tentang paparan rokok pada anak dan remaja jalanan. ''Sebanyak 61% dari responden adalah perokok. Ini menyedihkan sekali,'' ujar Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu kepada Gatra.

Riset yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu melibatkan 400 responden di 25 titik sepanjang jalur kereta api Jakarta-Bogor. Batas usia remaja yang mereka pakai adalah di bawah 18 tahun. Hasil penelitian yang baru dipublikasikan Rabu pekan ini juga menunjukkan anak jalanan usia SMP (13-15 tahun) yang merokok mencapai 41,3%. Jauh lebih tinggi dari angka perokok aktif pada kelompok remaja laki-laki (13-15 tahun) nasional sebanyak 24,5%, sesuai dengan Global Youth Tobacco Survey 2006 versi WHO.

Anak-anak jalanan itu rata-rata mengisap enam batang rokok per hari. Mereka harus merogoh kocek hingga Rp 4.300 tiap hari. ''Angkanya tinggi karena mereka bilang, kalau kami tak merokok, berarti bukan anak jalanan,'' kata Widyastuti, masygul.

Hasil riset itu makin menambah panjang potret buram anak-anak Indonesia yang terpapar asap rokok. Sebelumnya, data TCSC menunjukkan kenaikan jumlah perokok pemula di Indonesia kategori usia 5-9 tahun. Terjadi kenaikan empat kali lipat, dari 0,4% pada 2001 menjadi 1,8%, tahun 2004. Angka ini menunjukkan betapa rokok sudah meracuni anak-anak sejak taman kanak-kanak.

Jika data itu masih juga dipandang belum memadai, tengoklah temuan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) yang dipublikasikan Februari silam. Sebanyak 77,8% anak perempuan berusia 13-15 tahun terpapar asap rokok di rumahnya dengan intensitas sering dan sesekali. Meski tak merokok, mereka terpaksa menjadi perokok pasif.

Menurut Ketua Dewan Eksekutif KuIS, Firman Lubis, hasil riset itu juga menjadi bukti kurang pedulinya perokok atas dampak asap rokok pada kesehatan anak. Padahal, sebagai perokok pasif, pertumbuhan paru anak-anak bisa melambat, mudah terkena bronkitis, asma, dan infeksi saluran pernapasan. Yang lebih mengkhawatirkan, gangguan kesehatan usia dini ini akan berlanjut hingga dewasa.

Tak hanya di rumah, anak-anak negeri ini masih dipaksa menjadi perokok pasif di luar rumah. Sebanyak 70% responden penelitian KuIS terpapar rokok dalam berbagai kegiatan, seperti olahraga, konser musik, hingga acara di sekolah yang disponsori perusahaan rokok.

Lebih parah lagi, sebagian responden mengaku ditawari rokok gratis oleh penyelenggara. Padahal, tindakan ini jelas melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. "Ini terjadi karena penegakan hukum belum optimal, sehingga perlindungan anak dari bahaya asap rokok sangat kurang," kata Firman Lubis.

Promosi gencar iklan rokok pun mendorong anak-anak menjadi perokok. Menurut data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), sepanjang tahun 2007 ada 870 kegiatan olahraga yang disponsori perusahaan rokok. Dukungan serupa ada pada 378 pertunjukan musik rock, jazz, pop, hingga dangdut.

Masih ditambah dengan 60 kegiatan seni dan budaya yang didukung produsen rokok. Catatan memprihatinkan menyeruak dari sektor kegiatan agama, yang seharusnya mengharamkan rokok. Sebanyak 24 kegiatan keagamaan berjalan dengan sokongan industri rokok.

Tak mengherankan jika Komnas PA mencatat, 92,4% anak-anak dan remaja Indonesia melihat iklan rokok dalam acara olahraga, musik, dan kegiatan remaja lain. "Ini memberikan pengaruh buruk bagi anak-anak dan remaja di Indonesia. Kami sangat prihatin," ujar Sekretaris Jenderal Komnas PA, Arist Merdeka Sirait. Mereka, lanjutnya, terdorong untuk merokok. Bahkan remaja yang telah berhenti terdorong untuk kembali merokok.

Padahal, kandungan nikotin pada rokok bersifat adiktif. Ini membuat perokok mengalami kesulitan jika ingin berhenti merokok. Global Youth Tobacco Survey 2006 menemukan, pada anak-anak sekolah usia 13-15 tahun di Jakarta, terdapat 20,4% anak yang jadi perokok tetap. Dan 80% di antaranya ingin berhenti merokok tapi tidak berhasil.

Promosi, iklan, dan sponsor kegiatan anak muda oleh perusahaan rokok begitu gencar menyerbu kalangan muda Indonesia, karena memang tak ada yang melarang. Bersama Kamboja, Indonesia menjadi dua negara ASEAN yang masih membebaskan sponsor rokok dalam acara olahraga, konser musik, hingga pesta jalanan.

Bila ditelusuri lebih jauh, kebijakan Indonesia yang masih teramat longgar pada industri rokok bermuara pada Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Negeri kita mencatat rekor sebagai satu-satunya negara Asia yang belum meratifikasi FCTC. Konvensi ini disetujui 168 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2003 dan menjadi hukum internasional sejak 2005.

Substansi utama FCTC terletak pada enam pokok pikiran pengendalian dampak tembakau di seluruh dunia. Dimulai dengan pengendalian harga dan cukai rokok, dilanjutkan dengan pelarangan iklan, promosi, dan pemberian sponsor. Ada pula peringatan dampak rokok pada kesehatan dengan gambar di kemasan dan pemberlakuan peraturan tentang kawasan bebas asap rokok. Yang tak kalah penting adalah pengaturan kandungan tar dan nikotin rokok serta pengaturan penjualan rokok.

Menurut Widyastuti Soerojo, ketiadaan kemauan politik pemerintah membuat negara kita tak juga meratifikasi FCTC. Sejak dulu, masalah pengendalian tembakau ini tak pernah menjadi prioritas dibandingkan dengan program kesehatan dan sosial lainnya. ''Pemerintah selalu melihat segala sesuatunya dalam jangka pendek. Padahal, masalah rokok ini seperti bom waktu, terlihat dampaknya 10-20 tahun lagi,'' papar Widyastuti.

Ketakpedulian pemerintah ternyata sejalan dengan mitranya di Dewan Perwakilan Rakyat. Draf RUU Pengendalian Dampak Tembakau pada Kesehatan yang muncul sejak 2004 mentok. Meski sudah diusung 226 anggota DPR, draf RUU itu gagal masuk Prolegnas 2007. Badan Legislatif DPR menilai masalah tembakau belum menjadi urgensi nasional. Apalagi, regulasi ini dinilai bisa merugikan industri rokok, bahkan membuatnya gulung tikar. Sebab sumbangan cukainya pada negara sangat tinggi dan menyerap banyak tenaga kerja.

Sikap DPR dan pemerintah itu mendapat kecaman keras dari Indonesian Tobacco Control Network (ITCN). Menurut Tubagus Haryo Karbyanto, salah satu Koordinator ITCN, pemerintah lalai melakukan kewajibannya melindungi kesehatan penduduk Indonesia dari serangan penyakit akibat rokok. ''Kami akan menggugat keduanya melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,'' kata Tubagus.

Gugatan publik ini akan dilayangkan bertepatan dengan Hari Anti-Tembakau Dunia pada 31 Mei nanti. Tuntutan yang mereka ajukan sederhana tapi sangat substansial: menuntut realisasi ratifikasi FCTC dan pembahasan RUU Pengendalian Dampak Tembakau pada Kesehatan.

Sembari berjuang di sisi hukum, ITCN melihat perlu strategi baru untuk mencegah pertambahan jumlah perokok di Indonesia. Mereka tak lagi fokus memberikan penyadaran bahaya rokok pada perokok. Kini kampanye bahaya merokok lebih ditujukan pada anak, remaja dan perempuan. ''Karena sebagian besar dari mereka belum terjerumus merokok dan mereka generasi penerus yang harus diselamatkan,'' tutur Tubagus.

Puluhan lembaga yang tergabung dalam ITCN pun mulai aktif menggerakkan kampanye anti-rokok pada anak, remaja, dan perempuan. Misalnya, Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) yang lebih menyasar penyadaran bahaya rokok pada perempuan bekerja. Atau gerakan pramuka yang membuat gerakan tak boleh merokok dalam setiap kegiatan kepanduan. Hingga Komnas PA yang rajin memberikan kampanye ''Tampil Keren Tanpa Rokok'' di sekolah-sekolah.

Namun gerakan ITCN itu bakal menghadapi ganjalan besar dari produsen rokok di Indonesia maupun dunia. Laporan terbaru WHO berjudul ''WHO Report on The Global Epidemic'' yang dirilis Februari 2008 menyebutkan, sampai kini generasi muda dan perempuan di negara berkembang menjadi target utama industri rokok dunia.

WHO mengutip data internal perusahaan rokok kelas kakap dunia, Phillip Morris, yang dirilis pada 1981. Perusahaan ini menyatakan, remaja adalah pelanggan reguler masa depan dan mayoritas perokok dewasa mulai merokok sejak remaja.

Berbekal riset internal itulah, Phillip Morris dan perusahaan-perusahaan rokok lain gencar menyerbu kalangan remaja. Mereka membuat iklan-iklan dengan tema yang sesuai dengan jiwa dan perilaku anak muda yang bebas, gaul, kreatif, dan berjiwa petualang.

Di Indonesia, kita bisa melihat iklan Marlboro yang bernuansa petualangan alam liar. Ada pula LA Light dari Djarum yang membuat seri menggelitik dengan tagline ''Enjoy Aja''. Juga Sampoerna Mild dengan slogan ''How Low Can You Go'' atau geng hijau Sampoerna Hijau yang mengusung "Nggak ada loe nggak rame".

Selain iklan, perusahaan rokok memakai musik sebagai pintu masuk ke kawula muda. Sebab musik terbukti menjadi bahasa, sumber ide, dan tren anak muda. Tak mengherankan, mensponsori pertunjukan atau festival musik menjadi kampanye below the line ampuh andalan perusahaan rokok.

Buktinya, ribuan konser musik dengan sokongan perusahaan rokok digelar di Indonesia sejak era 1980-an. Mulai era Djarum Rock Festival hingga yang paling baru semacam ClassMusic dan A Mild Rising Stars.

Tak berhenti di iklan dan musik, pintu lain yang juga terbuka adalah olahraga. Malah, sampai kini, hampir tiap jenis olahraga populer identik dengan sponsor rokok. Contohnya, Gudang Garam yang menjadi tulang punggung operasional Persatuan Sepak Bola Kediri di Kediri, Jawa Timur. Djarum membuat klub bulu tangkis di Kudus, Jawa Tengah. Plus stempel Liga Djarum dan Copa Dji Sam Soe untuk kompetisi sepak bola.

Semua pemaparan tadi membuktikan, meski sudah berusia 27 tahun, dokumen internal Phillip Morris ternyata masih menjadi panduan bisnis industri rokok. Perusahaan rokok pun terus berkilah bahwa sasaran iklan, promosi, dan sponsorship mereka adalah kaum muda di atas 18 tahun, bukan anak-anak dan remaja.

Toh, WHO tetap melihat industri rokok di banyak negara, baik secara terang-terangan maupun terselubung, menyasar pasar remaja plus perempuan. Tindakan ini tak lain karena pasar di dua segmen itu masih bisa digelembungkan.

Maklum, prevalensi rokok di kalangan remaja dan perempuan, meski meningkat setiap tahun, masih sangat rendah dibandingkan dengan prevalensi rokok di kalangan laki-laki dewasa. Ambil contoh di Cina sebagai negara dengan jumlah perokok nomor wahid. Jumlah perokok laki-lakinya mencapai 54,5% dari total populasi lelaki. Sedangkan perokok perempuan ''hanya'' 3,7% dari jumlah total perempuan Cina.

Di Indonesia angkanya tak beda jauh, 63,2% untuk perokok lelaki dan 4,5% untuk perokok perempuan. ''Industri rokok berhasil menghilangkan image tabu pada perokok perempuan,'' ujar Widyastuti.

Data statistik itu tentu mengenaskan. Apalagi, selain buruk bagi kesehatan, merokok juga terbukti memicu beraneka penyakit sosial lainnya, seperti penggunaan narkotika, tindak kekerasan, bahkan HIV/AIDS. Tambahkan dengan masalah kemiskinan dan kebodohan yang menjadi ciri utama negara berkembang. ''Maka, lengkaplah roadmap menuju hilangnya sebuah generasi,'' kata Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Farid Anfasa Muluk.

Astari Yanuarti


Gambar Dampak Merokok Harus Ada di Kemasan

Widyastuti Soerojo mendesak pemerintah menerapkan aturan baru untuk pelabelan peringatan bahaya merokok di bungkus rokok. Selama ini, label diletakkan di bagian belakang kemasan, dengan tulisan amat kecil sehingga sulit terbaca. Usulan itu didasarkan pada hasil studi Pusat Peneliti FKM-UI pada 1.239 responden di daerah urban dan rural.

Penelitian ini menemukan, hampir semua responden pernah membaca peringatan kesehatan di bungkus rokok yang berisi lima pesan sekaligus dan tidak pernah diganti. Mayoritas responden (42,5%) tidak percaya akan kebenaran isi peringatan kesehatan, 20% menyatakan tidak jelas, dan 25% responden sudah tidak peduli karena telanjur ketagihan.

Sedangkan terkait dengan peringatan kesehatan, yang paling banyak dipilih responden adalah gambar disertai tulisan. Yang menginginkan gambar saja 15% dan tulisan saja 8%. Sebanyak 78% responden mengusulkan gambar dan tulisan dan memilih luas gambar sebesar 50% dari permukaan depan dan belakang bungkus rokok. Peringatan kesehatan yang terbanyak dipilih responden adalah gambar paru-paru orang sehat dan perokok, disertai tulisan ''Merokok Dapat Menyebabkan Kanker Paru-paru dan Bronkitis Kronis''.

Indonesia lagi-lagi tertinggal dalam regulasi ini. Di banyak negara lain seperti Kanada, Brasil, Australia, Singapura, Thailand, Uruguay, Venezuela, dan India, produsen rokok wajib mencantumkan gambar salah satu jenis penyakit akibat rokok. Ada yang bergambar kerusakan gusi, kematian janin, dan penderita kanker paru. Metode ini terbukti efektif mempengaruhi persepsi perokok dan calon perokok akan bahaya mematikan yang diakibatkan oleh rokok.

Misalnya di Brasil. Peringatan dengan gambar menyeramkan seperti itu mampu membuat setengah dari pembeli rokok percaya pada bahaya rokok. Dua pertiga dari pembeli malah mengaku ingin berhenti merokok. Dan hampir tiga perempat pembeli rokok memilih berhenti menghirup benda penuh racun itu. ''Jadi, Pemerintah Indonesia harus mengubah aturan peringatan kesehatan di bungkus rokok menjadi gambar dan tulisan," Widyastuti menegaskan.

Astari Yanuarti


Kampanye Melawan Pembunuh Nomor Satu

Anda pasti sudah hafal peringatan yang satu ini: ''Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin''. Kalimat ini selalu tertulis pada setiap bungkus rokok yang peredarannya mencapai ratusan milyar bungkus per tahun. Juga tercantum dalam setiap iklan rokok di media massa maupun media luar ruang.

Empat penyakit mematikan tadi hanyalah sebagian kecil bahaya merokok. Ada sederet bahaya lain yang siap menghampiri perokok. Mulai gangguan saluran pernapasan, penurunan fungsi otak, kerusakan gigi, hingga kebutaan. Malah Indonesian Tobacco Control Network (ITCN) mencatat, terdapat lebih dari 70.000 artikel ilmiah yang memaparkan dampak buruk asap rokok yang mengandung 4.000 bahan kimia perusak.

Misalnya tar yang mengandung bahan karsinogen penyebab kanker dan nikotin yang merupakan bahan adiktif penyebab kecanduan. Juga cengkeh yang jika teroksidasi menghasilkan senyawa iuginol yang mengandung senyawa anastetik (zat bius), yang menimbulkan efek ketagihan serta membahayakan paru-paru dan liver.

''Tapi para perokok sudah kebal dengan segala peringatan dan hasil penelitian tentang bahaya merokok,'' ujar Tubagus Haryo Karbyanto, salah satu Koordinator ITCN. Apalagi, lanjut Tubagus, karakter rokok bersifat adiktif. Alhasil, para perokok makin sulit meninggalkan kebiasaan buruk itu.

Tak mengherankan jika jumlah perokok di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2002 Indonesia masih menempati posisi keenam sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Tahun ini, peringkat Indonesia naik ke nomor tiga dunia, dengan jumlah 4,8% (62,4 juta) dari total perokok dunia sekitar 1,3 milyar orang (selengkapnya lihat tabel: Sepuluh Negara dengan Jumlah Perokok Terbesar).

Jika tak ada upaya pencegahan, jumlah perokok akan membengkak menjadi 1,6 milyar orang pada 2025. Pembengkakan ini sejalan dengan kenaikan jumlah kematian akibat asap rokok. Data WHO menunjukkan, selama tahun 2005 tercatat 5,4 juta orang meninggal karena terpapar asap rokok. Mereka tak hanya perokok, melainkan juga perokok pasif (sebutan untuk orang yang tak merokok tapi terpapar asap rokok).

Selain itu, WHO punya prediksi yang jauh lebih mengerikan: satu milyar penduduk bumi bakal mati karena epidemi rokok sepanjang abad ke-21. Jumlah ini meningkat pesat dari angka selama abad ke-20, yakni 100 juta orang.

Demi memerangi perluasan epidemi rokok, WHO merilis enam langkah terpadu berjuluk MPOWER. ''Strategi ini bisa dilakukan semua negara, miskin atau kaya,'' kata Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO, ketika peluncuran MPOWER di New York, Amerika Serikat, Februari lalu.

MPOWER meliputi enam gerakan yang dimulai dengan menggunakan setiap abjad dalam kata MPOWER. Pertama, memonitor penggunaan rokok tembakau dan kebijakan pencegahannya. Kedua, perlindungan semua orang dari paparan asap rokok. Ketiga, membantu (offer help) penghentian kebiasaan merokok. Keempat, mengingatkan (warn) akan bahaya rokok. Kelima, penegakan (enforce) larangan terhadap iklan, promosi, atau sponsor rokok. Dan terakhir, meningkatkan (rise) cukai rokok.

Menurut Chan, paket MPOWER menjadi semacam petunjuk pelaksanaan bagi tiap negara untuk menjalankan kesepakatan pengendalian tembakau dunia (Framework Convention on Tobacco Control). WHO yakin, jika enam strategi itu diterapkan dengan benar, tak hanya jumlah perokok yang berkurang. Juga melindungi perokok pasif terkena dampak buruk asap rokok dan mencegah generasi muda terjerumus pada kubangan hitam rokok.

Astari Yanuarti


Sepuluh Fakta tentang Epidemi Rokok dan Perokok Pasif*

Fakta 1
Rokok termasuk penyebab kematian utama di dunia, setiap satu dari 10 orang dewasa meninggal karena rokok. Selama tahun 2005, terdapat 5,4 juta kematian karena rokok. Jika dirata-rata, satu kematian tiap enam detik. Jika tak ada pencegahan apa pun, lebih dari 8 juta orang meninggal akibat rokok pada 2030.

Fakta 2
Rokok membunuh setengah dari penggunanya. Pada saat ini, 29% (1,3 milyar) penduduk dunia adalah perokok. Berdasarkan pembagian gender, sekitar 47,5% laki-laki dan 10,3% perempuan di dunia adalah perokok.

Fakta 3
Lebih dari 80% perokok dunia tinggal di negara berkembang dan miskin. Bila tak ada tindakan apa pun, sedikitnya 6,4 juta perokok yang meninggal pada 2030 berasal dari negara berkembang dan miskin.

Fakta 4
Selama abad ke-20, rokok membunuh 100 juta orang. Dan sepanjang abad ke-21 bakal membunuh 1 milyar penduduk.

Fakta 5
Risiko kanker lebih besar 4,5 kali lipat pada perokok yang lebih lama merokok dibandingkan dengan perokok yang lebih banyak merokok. Dengan kata lain, merokok 10 batang per hari selama 20 tahun lebih berbahaya 4,5 lipat daripada merokok 20 batang per hari selama 10 tahun.

Fakta 6
Setiap perokok bisa berhasil berhenti merokok tanpa bantuan orang lain. Namun bantuan dari pihak luar akan mempertinggi tingkat keberhasilan, karena umumnya perokok kesulitan berhenti pada usaha pertama.

Fakta 7
Ada 700 juta anak-anak di dunia yang terpaksa menjadi perokok pasif. Sebagian besar terjadi di rumah. Mereka makin mudah kena penyakit, mulai asma hingga berbagai penyakit kelas berat lainnya.

Fakta 8
Setiap tahun, 200.000 pekerja di seluruh dunia meninggal akibat terpapar rokok di lingkungan kerja. Di Amerika Serikat, 3.000 perokok pasif meninggal karena kanker paru.

Fakta 9
Ventilasi, pengisap asap, hingga penyaring udara terbukti tak sanggup mengurangi bahaya asap rokok di ruangan. Hanya lingkungan 100% bebas rokok yang bisa memproteksi perokok pasif dari bahaya asap rokok.

Fakta 10
Dua pertiga penduduk bumi masih tinggal di lingkungan yang tercemar asap rokok. Padahal, kebijakan bebas asap rokok di lingkungan kerja di beberapa negara maju terbukti mampu mengurangi rata-rata 29% konsumsi rokok para pekerjanya.

*Diolah dari data WHO dan The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease


Sepuluh Negara dengan Jumlah Perokok Terbesar*

Negara
Persentase
Cina
30%
India
11,2%
Indonesia
4,8%
Rusia
4,8%
Amerika Serikat
4,5%
Jepang
2,8%
Bangladesh
1,9%
Brasil
1,9%
Jerman
1,8%
Turki
1,7%
Negara-negara lain
34,6%

*Total jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang. Sumber: WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2008