Sabtu, Juli 12, 2008

Mengangkat Bisnis Berfilosofi Sungai

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Business & Investing
Author:Rhenald Kasali
Jumlah perusahaan tipe sungai kalah jauh dari perusahaan tipe kubangan. Padahal, di tengah impitan kemiskinan, river company bisa jadi penyelamat.

RIVER COMPANY: APA YANG MEMBEDAKAN CNI DENGAN PERUSAHAAN KUBANGAN

Penulis: Rhenald Kasali dan Mahendra Gautama
Penerbit: Primamedia Pustaka, November 2006, x + 294 halaman

Kenekatan Abrian Natan, Yanki Regan, Ginawan Chondro, dan Wirawan Chondro membuahkan keberhasilan. Mereka sukses membangun PT Citra Nusantara Insan Cemerlang (CNI) menjadi multilevel marketing (MLM) asli Indonesia nomor wahid. Saat mendirikan perusahaan ini di Bandung, 20 tahun silam, mereka masih mahasiswa.

Empat sekawan itu merogoh kocek untuk mendirikan perusahaan yang awalnya hanya menjual satu produk: Sun Chlorella. Suplemen kesehatan dari ganggang hijau ini, pada waktu itu, sangat populer di Malaysia dan Jepang. Berkat kegigihannya, Sun Chlorella mulai dikenal dan diminati publik Indonesia.

Untuk meluaskan pasar ke seluruh pelosok Tanah Air, mereka pindah ke Jakarta pada 1987. Dari sinilah CNI berkembang menjadi jaring laba-laba yang terus beranak-pinak. Anggotanya hampir mencapai satu juta orang. Produknya mencapai 354 jenis dengan beragam kategori. Omsetnya sudah lebih dari Rp 1 trilyun per tahun.

Keberhasilan CNI mengusik pakar manajemen Rhenald Kasali. Ia melihat CNI punya beberapa keunikan. Perusahaan ini tak sekadar menjual produk, melainkan juga menjadi sebuah entitas kultural. Mereka mengusung paham people business yang menjual kesempatan. Sebab kesempatan adalah bisnis yang tiada akhir, sedangkan produk punya batas usia.

Setelah beberapa bulan melakukan penelitian, Rhenald menyimpulkan, CNI adalah river company. Delapan karakter sungai yang dimiliki perusahaan ini adalah mata air yang terus mengalir, membuat perubahan, dan memberi kehidupan. Serta mampu beradaptasi dengan lingkungan, memberdayakan komunitas, dan punya nilai-nilai bersama. Juga melintas batas negara, punya citra diri kuat, dan membentuk lingkaran kebaikan.

Di tataran dunia, tak banyak perusahaan yang layak mendapat julukan river company. Toyota, Ford, Matsusita, Sumitomo, dan Nokia adalah sedikit contoh. ''Nah, river company yang milik orang Indonesia dan tanpa afiliasi asing masih langka,'' kata Rhenald, yang juga Ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Prinsip-prinsip kesungaian CNI terbukti sanggup membangun masyarakat sekaligus memberi kesejahteraan secara merata, dari komunitas karyawan, pelanggan, sampai pemilik perusahaan. Sebuah mata air akan eksis karena ia beradaptasi dengan mencari jalan, menembus batas, dan belajar (learning). ''CNI berhasil bertahan untuk terus belajar dan menembus batas hingga ke India, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Cina,'' kata Rhenald.

River company pertama kali diungkapkan Arie de Geus pada 1997. Istilah untuk penerapan gagasan tentang living company. Filosofi bisnis yang mengambil kearifan sungai ini berbeda dari filosofi economic activity yang abai lingkungan. Perusahaan sungai berlandaskan cultural activity, mengedepankan prinsip ekologi.

Sedangkan economic firm, menurut Rhenald, adalah cermin man ego yang hanya menyisakan kubangan-kubangan penyimpan penyakit. Perusahaan kubangan (puddle company) jamak terlihat di dunia bisnis. MLM money game seperti Pundi Emas, QiSar, dan Probest terbukti hanya menyisakan harapan semu.

Perusahaan kubangan juga banyak melingkupi industri perbankan, asuransi, sekuritas, tekstil, dan pertambangan. Maka, kata Rhenald, konsep river company bisa jadi solusi mengatasi problem di lingkaran globalisasi bisnis saat ini. Seperti kemiskinan, global warming, efek rumah kaca, terkurasnya sumber daya alam, dan sederat penyakit baru yang belum ada obatnya.

Meski kisah CNI sebagai contoh river company jadi bahasan utama, Rhenald juga menuliskan detail penerapan konsep river company. Sehingga buku ini bisa membuka wawasan kaum muda yang tengah merintis usaha agar tak membangun kubangan. Serta menjadi pengingat para pebisnis besar untuk terus mengalirkan air sungai ke pelosok negeri. Jangan sampai sungai-sungai berhenti berevolusi dan berubah menjadi kubangan bau sumber penyakit.

Astari Yanuarti

1 komentar:

  1. Anonim9:05 PM

    terima kasih tulisan ini membuktikan bahwa CNI adalah buka perusahaan MLM biasa...

    BalasHapus