Kamis, Juni 02, 2011

Sensasi Eksotis Pulau Umang

Pulau mungil di ujung barat Pulau Jawa ini tak hanya punya pasir putih dan laut jernih. Desain vila-vilanya menyatu dengan alam. Makan malam bertabur bintang jadi pilihan.
 
Buih putih memercik mengiringi laju perahu kayu yang membawa kami. Deru mesin tempel berbaur desau angin menimpali percakapan segelintir penumpang. Sebagian lagi terlihat asyik menikmati keindahan laut biru yang terhampar, walau dengan mata terpicing karena menahan cahaya matahari.

Terik mentari itu membuat laut berkilau bak permata. Beberapa saat kemudian, tampak hamparan pasir putih. Perlahan-lahan, sosok pulau mungil itu makin jelas. Tiga bangunan beratap tinggi terlihat menyeruak di tengah selimut kehijauan aneka pohon.

Di sebelahnya ada beberapa gazebo beratap rumbia yang menjorok ke laut. Perahu berpenumpang 20-an orang ini berbelok ke kanan. Sebuah dermaga kecil telah menanti kami. Warna cokelat tua tiang-tiang kayu dermaga itu berpadu indah dengan gradasi putih, hijau, dan biru air laut di sekelilingnya.

Di bawah dermaga, sekelompok ikan dan kepiting berenang kian kemari. Ketika kami menjejak dermaga, kelegaan menghampiri. Akhir Mei lalu, kami menikmati sensasi eksotis Pulau Umang, setelah menempuh empat jam perjalanan darat dari Jakarta plus 10 menit naik kapal.

****

Ketika menebarkan pandangkan ke pulau seluas lima hektare itu, rasa penasaran muncul. Seasyik apa sih pulau yang terletak di sekitar Taman Nasional Ujungkulon, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini?

Sejak 2004, PT Griya Sukses Mandiri (GSM) menyulap pulau ini menjadi resor berkonsep alam.
Kini sudah berdiri 60 bangunan vila tahan gempa dan air pasang. Ini terlihat dari bentuk rumah panggung seperti di Kalimantan.

Interiornya pun unik dan alami. Kayu, kaca, tanah liat, dengan bebatuan menjadi bahan utama yang menghias vila. Konsep open living room benar-benar membuat vila dengan dua kamar itu terlihat lapang dan nyaman. Dominasi dinding kaca di lantai atas juga membuat cahaya bisa masuk dengan bebas.

Presiden Direktur PT GSM Christian P.B. Halim menyebutkan, semua vila menghadap ke laut. Bangunan itu menempati dua kawasan: sunset dan sunrise. Jadi, setiap penghuni vila bisa menikmati matahari tenggelam dan matahari terbit.

Selain itu, ada banyak bangunan lain. Misalnya ada The Beach Club, Sunrise Cafe, Private Beach, Jacuzzy, Kids Pool, dan gazebo di pinggir pantai. Semua bangunan beratap tinggi dan berbahan utama kayu. ''Kami ingin membuat pengunjung sejenak lepas dari kepenatan kota,'' kata Christian, yang membeli Pulau Umang itu sejak1980.


****

Ribuan tanaman juga menghijaukan areal di sekeliling pulau. Menurut Christian, mereka punya program penghijauan untuk menjaga vegetasi alamiah Pulau Umang. Untuk itu, kerj asama dengan Ujungkulon Conservation Society pun terjalin. Bahkan tiap wisatawan diajak ikut menanam satu pohon tiap berkunjung.

Pengelola Pulau Umang bertekad memenuhi sendiri kebutuhan air bersih untuk seluruh wilayahnya. Itu bukan hal mudah, karena luas Pulau Umang tak seberapa dan sangat rentan abrasi. ''Lalu saya mulai membangun sumur-sumur serapan air supaya cadangan air tawar makin tinggi,'' tutur Christian.

Usahanya tak sia-sia. Kini air bersih bisa mengalir lancar di setiap vila. Malah, berkat penghijauan dan sumur serapan itu, luas pulau bertambah secara alami. Dulu, ketika dibeli, luas pulau itu kurang dari 4 hektare. Tingginya kandungan air tawar di pulau itu sedikit demi sedikit menarik pasir-pasir karang di sisi luar pantai. Semakin lama, pasir yang terikat kian banyak, sehingga menambah luas wilayah pulau.

****

Kini di Pulau Umang tersedia banyak fasilitas wisata air. Berenang sampai puas, baik di laut maupun di kolam, sudah pasti. Masih ada pula banana boat, memancing, dan jetski. Yang tak kalah asyik adalah snorkeling. Tapi ini bukan di Pulau Umang. Kita harus pergi dulu ke Pulau Oar, yang juga milik Christian Halim. Biasanya kunjungan dilakukan setelah jam makan siang.

Di pulau yang berjarak tempuh 15 menit dengan perahu motor itu, suasananya masih sangat alami. Vegetasi liar, seperti ilalang, ketapang, menyelimuti pulau seluas 4 hektare ini. Keindahan kehidupan bawah laut di sekitar Pulau Oar lumayan memukau. Selain karang, masih ada beberapa hewan laut dan tumbuhan yang hidup bebas di sana.

Sepulang dari Pulau Oar, santap malam di atas pasir putih sudah menanti. Sederet bangku dan meja sudah tertata rapi di sepanjang pantai dekat dermaga. Kelap-kelip puluhan lampu minyak membuat suasana temaram itu bernuansa romantis. Apalagi, langit malam pada saat itu cerah bertabur bintang.

Debur ombak sesekali menjilati bibir pantai tak jauh dari meja-meja kami. Aroma hidangan laut bakar membuat perut makin keroncongan. Setelah cukup lama menunggu, sederet menu lezat tersaji di meja. Ada udang bakar, tumisan cumi bakar, aneka ikan goreng, tumis kangkung, lalap, dan sambal dabu-dabu. Hmmm.... nikmat sekali rasanya.


******

Selain menikmati wisata laut, pengunjung Pulau Umang juga bisa mencoba beragam aksi seru dengan outbond dan kemping. Lokasinya memang bukan di Pulau Umang, melainkan di Tangkilsari. Kawasan ini ada di dekat lapangan parkir pengunjung pulau yang terletak di Sumur (Pulau Jawa). Terdapat aneka permainan khas outbond, seperti flying fox, wall climbing, dan high roop's.

Lalu ada juga elvi's (berjalan di atas seutas tali yang terbentang sekitar lima meter di atas permukaan tanah) dan bambu gila. Semuanya makin seru karena dilakukan di atas bukit yang langsung menghadap ke laut. Pulau Umang dan Oar pun bisa terlihat dari bukit setinggi 50 meter itu. ''Area kami memang khas karena meliputi sungai, bukit, dan laut,'' kata Christian.

Sayang, hingga kini masih banyak wisatawan yang alergi datang ke kawasan pantai. Mereka masih takut pada tsunami dan gelombang pasang. Menurut Christian, meski berada di laut, pulaunya tergolong aman dari ancaman tsunami dan gelombang pasang. Letak Pulau Umang terlindung karena berada di teluk. Ada Tanjung Lesung di sebelah utara dan Ujungkulon di sisi barat.

Akses menuju pulau yang terletak 183 kilometer di sebelah barat daya Jakarta itu pun tergolong mudah. Banyak angkutan umum yang sampai ke Sumur, meski harus beberapa kali berganti kendaraan. Kalau mau ringkas, bisa memakai angkutan travel atau kendaraan pribadi.

Astari Yanuarti

2 komentar:

  1. halo astari!!!
    haduuuh rasanya gimanaaaa gitu liat template blog ini :p ini dullu jg templete blog-ku hehehe... *tp trus aku ganti pake template baru n kehilangan smua comment2ku :(

    btw, br tau kl pulau umang itu milik seseorang... jd sepulau itu bisa dimiliki perorangan ya? ckckck... naluri bisnisnya boleh juga ;)

    BalasHapus
  2. hola, rani. ow sama ya templatenya. maklum gratisan hehehe.

    dia punya dua pulau: umang dan oar. yang kutahu, ada aturan yang tdk membolehkan kepemilikan pulau. tapi di indo, ada puluhan pulau yang dimiliki pribadi (yg paling banyak di kep seribu)

    BalasHapus