Kamis, Juni 19, 2008

FORZA AZZURRI

"Sudah menyiapkan sapu tangan?" Aku sempat tertegun dengan sapaan ringan dari HLU, Selasa pagi itu. Namun saat kulihat ekspresi muka si redaktur pelaksana yang dihiasi senyum jail, segera kusadari makna sapaan itu.

Sapaan tengil ini mengawali serangkaian psy war a la  rekan-rekan kantor menjelang pertandingan penentuan hidup mati di Grup C, Rabu dinihari. Bahkan siangnya saat rapat redaksi, topik sapu tangan ikut menyeruak. "Ga cukup itu, Astari perlu borong handuk," seru rekan lain.

Maklum, nyaris semua gibol di kantor tak ada yang suka pada Azzurri. Suasana makin seru, karena sejak awal mereka tahu kalau hanya aku dan sang wakil pemred yang maniak timnas Italia ( kami berdua juga fans berat AC Milan).

Nah, ledekan yang menghina dina Azzuri sudah mulai bergaung saat masa penulisan Edisi Khusus Euro 2008. Aku kebagian jatah menulis profil tim-tim Grup Neraka itu. Aku  bilang akan mengawali profil Italia dengan kiprah pemain Milanisti. "Wah bakal nggak berimbang tuh karena ada yang punya kepentingan personal dengan Italia," seru IAA, salah satu gibol.

Gibol pendukung berat Juventus tapi anti Italia ini akhirnya menggantikanku menulis karena aku harus menulis laporan khusus anti rokok ( 8 halaman) di edisi yang sama. Ya sudah, batal deh niatku mendukung Italia lewat tulisan. Tapi genderang perang tak berimbang ini sudah ditabuh. Dan hanya berbunyi keras menjelang dan sesudah pertandingan di Grup C, yang kami tonton bersama di kantor.

Meski hanya sorangan wae ( karena PTH, wakil pemred sedang cuti), aku pantang menyerah dengan psy war para gibol. Tangkisanku selalu berisi kalimat dan seruan dukungan untuk Italia. Bahkan saat Italia kalah memalukan 0-3 dari Tim Oranye pun, aku tetap keukeuh dengan pembelaan buat Italia.

Argumentasi klasik fans berat Italia juga selalu kuungkap: "Yang namanya calon juara itu selalu berdarah-darah dulu di awal. Lihat saja, Italia bakal lolos sampai final."  Tak ayal serangan makin gencar mengarah padaku. Malah, rekan gibol di lantai 1 juga tahu soal ini. Sehingga saat mereka lewat di lantai 2, tak lupa ikut 'menyapaku' .

Seperti ketika DHN sang wakil dirut mendatangi kubikalku dengan muka serius. Ternyata hanya untuk bilang:"Katanya kamu sedang sensitif dengan angka tiga,". Gubraks, aku hanya bisa nyengir kuda. Maklumlah, hari itu angka tiga dengan aneka plesetannya menjadi topik hangat di lantai dua.

 "Buatkan kopi tiga cangkir. Tolong dong belikan mie tiga bungkus. Bonus tiga kali lipat niy," menjadi contoh kecil seruan-seruan jahil setiap kali ada aku di ruangan. Sepertinya ledekan buat Italia selama pertandingan belum cukup bagi mereka. Dan ledekan tiga ini biasanya kubalas dengan teriakan singkat: Hidup Italia.

Kupingku makin tebal saat peluang Italia nyaris tertutup karena hanya mampu seri 1-1 dengan Rumania yang bukan tim unggulan. Analisa kematian Italia berdengung keras di sekitar kubikalku ( sengaja dilakukan biar aku ikut mendengar). Dengan santai aku ikut komentar, "Hehehehe, puas-puasin saja menertawakan Italia, sebelum nanti kalian semua bakal menangis melihat Italia mengulang sejarah final Piala Dunia 2006 mengandaskan Prancis. Mereka bakal lolos ke perempat final." Sudah pasti komentarku ini hanya menambah semangat mereka menistakan Italia. hahahaha.

Apalagi saat kubilang, Italia memang seringkali tidak tampil bagus di babak awal sehingga acap terseok-seok. Tapi paduan semangat bertanding dan Dewi Fortuna, biasanya menolong Gli Azzurri. Dan jika sudah lolos, mereka bisa terus melaju hingga final. Makanya tropi Euro kali ini milik Italia, setelah 40 tahun berlalu. Para gibol hanya bisa geleng kepala melihat kepedean-ku itu.

Toh, mereka akhirnya harus mengakui kalo Italia memang begitu. Kemenangan 2-0 atas Prancis menjadi bukti karakter khas Italia. Masih ada tiga pertandingan yang harus dituntaskan untuk menggenggam tropi. Spanyol harus dikandaskan lebih dulu. Kemudian Belanda ( jika Orange menang dari tim Beruang Merah). Jika ini terjadi, saatnya revenge!!!
Dan di final, Gli Azzurri mungkin akan ketemu dengan Portugal ( jika menang dari Jerman) atau Turki ( jika menang dari Kroasia).
 
Sayang, aku harus meninggalkan arena psy war Euro 2008. Mulai Sabtu nanti hingga penghujung Euro, aku cuti untuk sebuah perjalanan spiritual. Lupakan Euro 2008, fokus fokus fokus.




1 komentar:

  1. Hidup Orange!!! Halah..sejak kapan daku jadi penyuka sepak bola ya?

    BalasHapus